Jumat, Juli 11, 2008

Atletik dan Panjat Tebing diharap dulang emas

Cabang atletik dimulai Senin kemarin (6/7) di Stadion Palaran Samarinda Kalimantan Timur. Cabang ini diharapkan mampu mengakhiri paceklik medali emas kontingen Jawa Tengah di PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur. Diakui tidak mudah merebut medali emas dari atletik ini. Beberapa nomor yang dipertandingkan dari pagi sampai sore bukan nomor andalan Jawa Tengah. Nomor yang dipertandingkan hari itu dan langsung memperebutkan medali diantaranya jalan cepat 20 km pria-wanita, lempar lembing pria, tolak peluru pria, loncat jauh pria dan lompat tinggi pria. Nomor lain yang dipertandingkan namun baru babak penyisihan diantaranya lari 200 meter pria dan lari 800 meter pria. Nomor jalan cepat 20 km pria-wanita dipertandingkan pagi ini esok paginya. Jawa Tengah mengandalkan pejalan cepat gaeknya Sutrisno dan Nur Solikhin, sementara wanita menurunkan Reza Wijayanti. Pelatih atletik Jawa Tengah Heri Sutiyono mengatakan meski usianya sudah menginjak 34 tahun namun peluang Sutrisno masih besar untuk merebut emas. Sutrisno unggul pengalaman. bagaimana peluangnya, tergantung kondisi dia saat tanding besok, ujar Heri. Saingan Sutrisno, Christian dari Riau dan Indra Kalimantan Barat. Sementara untuk jalan cepat wanita Reza Wijayanti diprediksikan masih mampu merebut medali perak. Pejalan cepat wanita Indonesai terbaik saat ini, Darwati, mantan atlet Jawa Tengah yang kini membela Jawa Timur. Di nomor lompat jauh Jawa Tengah menurunkan Isvir Septira dan triman Murgiadi, sementara untuk lompat tinggi diwakili M. Nanang Himawan. Untuk nonor tolak peluru, Jawa Tengah mengandalkan Yuaris Diyanto dan atlet kawakan Kanan. Sedang lempar lembing, Rusmanto diharapkan mampu menyumbangkan medali. “Kita akui untuk nomor-nomor ini saingan Jawa Tengah terlalu berat. Tapi saya yakin ada medali emas untuk Jawa Tengah” jelas Husain Effendi, Sekretaris Umum Pengurus Provinsi PASI Jawa Tengah. Untuk babak penyisihan nomor lari 800 meter pria, diturunkan Sugeng Sutrisno. Sementara atlet andalan Jawa Tengah di nomor lari 200 meter Suryo Agung Senin juga turun. Final dua nomor ini berlangsung besok. Selain dari cabang atletik, emas Jawa Tengah diharapkan datang dari nomor panjat tebing. Jawa Tengah meloloskan trio Sungen Pamungkas-Yayuk Yulius-Toni Mamiri di final nomor boulder beregu pria. Jawa Tengah akan bersaing dengan Jawa Timur, Bali, Banten dan Kalimantan Timur. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Kehilangan 6 emas, jika ..........

Kontingen Jawa Tengah bakal kehilangan 6 medali emas pada PON XVII di Kalimantan Timur, apabila atlet Olimpiade 2008 tidak diizinkan tampil pada pesta olahraga multieven 4 tahunan itu. Wakil Ketua Umum II (Bidang Pembinaan dan Prestasi) Konida I Jawa Tengah Drs. Soegiyanto KS, MS mengemukakan, 6 emas itu berasal dari cabang olahraga atletik (4 emas) dan bulu tangkis (2 emas). Atlet Jawa Tengah yang berpeluang besar tampil di Olimpiade 2008 Beijing, Cina, Trianingsih dan Suryo Agung (atletik), serta Maria Kristin (bulu tangkis). Jika tampil di PON XVII Trianingsih diperkirakan meraih 2 medali emas nomor 5 ribu dan 10 ribu meter, mengingat 2 nomor ini pelari klub Lokomotif Salatiga berhasil merebut 2 emas di SEA Games XXIV/2007 Thailand. Pada nomor 5 ribu, Trianingsih berhasil memecahkan rekor SEA Games atas nama pelari Indonesia, Supriati Sutono. Suryo Agung diperkirakan juga meraih 2 emas nomor lari 100 dan 200 meter, pada SEA Games 2007 menyumbang 2 emas untuk kontingen Indonesia. Nomor 100 meter, pelari klub Lokomotif Salatiga juga berhasil memecahkan rekor SEA Games yang dipegang pelari Thailand. Nomor lari 200 meter, Suryo Agung berhasil memecahkan rekor nasional atas nama Purnomo.
Dari bulu tangkis, Jawa Tengah diramal juga akan kehilangan 2 medali emas karena Maria Kristin diharapkan bisa menyumbang minimal 1 emas nomor tunggal perorangan putri, danberegu putri juga berpeluang meraih emas. Menurut Soegiyanto, untuk bisa menempati peringkat 3 besar PON XVII, Jawa Tengah harus meraih 86 medali emas. “Kalau 3 atlet itu tidak bisa turun di PON XVII, maka hanya bisa meraih 80 emas”. Keputusan dari KONI Pusat soal atlet Olimpiade 2008 masih terus ditunggu, apakah bisa turun di PON XVII atau tidak. Jawa Tengah memutuskan mengikuti 40 cabang olahraga dari 43 cabang yang dipertandingkan. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Raihan emas basket Jateng tetap terjaga

Jawa Tengah yang diperkuat 3 pemain nasional Maharani Adhi Puspita, Yulindawati dan Cindy Angelia langsung menggebrak DKI Jakarta. Kemenangan Jawa Tengah sudah nampak di depan mata, ketika kuarter pertama Jawa Tengah sudah jauh mengungguli DKI Jakarta 14-8. Kuarter 2 Jawa Tengah makin menggila dan makin meninggalkan DKI Jakarta dengan 28-12. Kubu Jawa Tengah sempat ketar-ketir ketika kuarter 3 andalan Jawa Tengah Maharani mendapat hukuman reject dan harus keluar dari arena. DKI Jakarta jadi termotifasi setelah keluarnya Maharani. Namun berkat kegigihan tim polesan pelatih Wempy Wiyanto, Jawa Tengah terus mempertahankan keunggulan hingga pertandingan usai. Kemenangan ini disambut suka cita di kamar ganti, pemain tak kuasa me nahan tangisnya. Pelatih Jawa Tengah Wempy mengatakan, kunci kemenangan Jawa Tengah, pertahanan yang kuat serta kerjasama yang apik. “DKI Jakarta lebih mengandalkan kemampuan individu. Kita lihat kelemahan DKI Jakarta sehingga mampu memanfaatkannya” ujar Wempy. Wempy menegaskan, perjuangan belum berakhir, apalagi tim wanita ditargetkan merebut emas. “Soal lawan di semifinal (Papua), saya menilai tim ini cukup kuat, buktinya papua mampu menjadi juara grup X,” tambahnya. Wempy mengaku akan menyiapkan strategi yang jitu untuk menghadapai Papua. “Jateng pernah uji coba melawan Papua dan kita menang. Tapi itu bukan ukuran, kita tetap waspada”.
Sementara di semifinal basket pria, Jawa Tengah akan menghadapi Jawa Timur sore ini. Semifinal pria lain mempertemukan Aceh dan DKI Jakarta. Sementara tim wanita Jawa Tengah menghadapi Papua.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Voli Jateng libas Kepulauan Riau

Setelah menang atas Kepulauan Riau, tim bola voli indoor pria Jawa Tengah harus mangakui keunggulan Bali dalam partai penyisihan Grup B PON XVII Tahun 2008 Kalmantan Timur. Dalam laga yang berlangsung di GOR Bontang Lestari Bontang, kemarin, M. Lutfi Hakim kalah 1-3 (25/21, 23/25, 17/25, 16/5). Meski kalah, namun kesempatan Jawa Tengah untuk bisa lolos ke babak berikutnya masih ada, dengan catatan bisa meraih kemenangan dari 3 pertandingan yang tersisa, yaitu dengan Jawa Timur melawan DI. Yogyakarta, Selasa (8/7) dan melawan Jawa Barat, Rabu (8/7). Pelatih tim bola voli indoor Jawa Tengah, Indra Jaya mengaku kecewa dengan hasil tersebut. Karena hasil ini membuat langkah Jawa Tengah untuk lolos ke babak berikutnya menjadi berat. “Kami masih menyisakan tiga pertandingan. Semoga penampilan pemain bisa membaik dan memenangkan pertandingan, minimal satu pertandingan”, ucap Indra Jaya. Masih menurut Indra, penyebab kekalahan timnya, karena pemain terlalu percaya diri setelah berhasil menang pada set pertama. Karena terlalu pede, membuat mereka lengah. “Kami akan mencoba memperbaiki hal ini semoga besok tidak terulang” paparnya.
S
ementara pertandingan lainnya yang sama-sama dari grup B, tim pria Jawa Tengah menang atas Kepulauan Riau 3-0. Sedang dari cabang sepak takraw, yang diharapkan menjadi lumbung emas bagi Jawa Tengah, akan dipertandingkan mulai ini bertempat di GOR PT. Badak Bontang Kalimantan Timur. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Nonton PON, naik angkot gratis

Salah satu upaya mensukseskan PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur, Pemerintah setempat memberikan kebebasan kepada warga untuk nonton seluruh lomba atau pertandingan, bahkan untuk menuju ketempat pertandingan, warga dapat menggunakan angkutan umum secara gratis. Tetapi kesempatan itu tidak dimanfaat-kan secara maksimal oleh warga. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Paralayang bidik 6 emas

Tim para layang Jawa Tengah membidik 6 medali emas pada PON XVII di Kalimantan Timur, 6-17 Juli 2008, kata Ketua Pengurus Daerah Para Layang Jawa Tengah, Elisa Manueke. Elisa Manueke yang juga atlet para layang andalan Jawa Tengah di sela-sela Pencanangan Program Sukses PON Kalimantan Timur 2008 Kontingen Jawa Tengah mengatakan, target tersebut sangat realistis mengingat prestasi pada babak kualifikasi PON cukup membanggakan. Pada babak kualifikasi itu, Tim Para Layang berhasil meraih 5 medali emas dari 9 nomor yang dilombakan. Disamping itu, dilihat dari pencapaian medali emas pada PON XVI tahun 2004 di Palembang Sumatera Selatan, dari 5 medali emas yang diperebutkan Jawa Tengah berhasil meraih 3 medali emas. Pada pesta olahraga multieven 4 tahunan di Kalmantan Timur, Jawa Tengah mengandalkan pada nomor cross country. Untuk nomor ini, Jawa Tengah berharap bisa meraih 4 medali emas karena memang nomor ini merupakan andalan tim para layang. Pada nomor ketepatan mendarat ditargetkan 2 medali emas. Semua atlet yang diberangkatkan ke Kalimantan Timur bisa turun pada 2 nomor tersebut sehingga tidak ada spesialisasinya. Jumlah nomor yang dipertandingkan pada PON XVII Tahun 2008 mengalami peningkatan dibandingkan PON XVI Tahun 2004. Kalau PON XVI di Palembang Sumatera Selatan diperebutkan 5 medali emas, pada PON XVII diperebutkan 9 medali emas. Pada PON XVII Tahun 2008 Jawa Tengah berhasil meloloskan 6 atlet, yaitu Lilik Darmono, Bima Putra, Elisa Manueke, Mening Puradiguna, dan Thomas Widiananto. Jumlah ini paling banyak dibanding daerah-daerah lain.

Soal lokasi pertandingan untuk cabang para layang pada PON XVII Tahun 2008, mengingat di Kalimantan Timur tidak ada gunung maka dipindahkan ke Sulawesi Tengah. Di Sulawesi Tengah, untuk babak penyisihan 27 Juni-5 Juli 2008, kemudian mulai 7 Juli 2008 dipindahkan ke Berau, Kalimantan Timur. Di Berau, tidak memakai media gunung untuk peluncuran atlet tetapi menggunakan towing dan sejak 2 bulan terakhir atlet Jawa Tengah sudah membiasakan berlatih dengan towing. Dalam cabang ini pesaing terberat Jawa Tengah, adalah tuan rumah Kalimantan Timur, Banten, dan Jawa Barat, meski banyak atletnya yang lari untuk pindah ke Kalimantan Timur. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Tetap maju meski tanpa target

Tanpa menargetkan memperoleh medali, kontingen Jawa Tengah tetap menurunkan atletnya di arena Equestrian (berkuda). Turun di 2 nomor lomba, Dressage (tunggang serasi) dan Show Jumping, bagi Jawa Tengah merupakan kesempatan yang luar biasa unjuk kebolehan. “Kalau target tidak punya, yang terpenting tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik. Apapun hasilnya tidak masalah,” ujar Prasetiono Sumiskum, Official Tim Jawa Tengah yang merangkap atlet cadangan pada pertandingan ini. Prasetiono mengungkapkan Jawa Tengah hanya mengikuti 2 nomor, dikarenakan tidak punya kuda untuk Dressage. Diperkuat 7 atlet dan 10 ekor kuda, bagi Jawa Tengah tidak menjadi suatu kendala. Disamping itu, Jawa Tengah juga dibantu 8 tenaga official termasuk groom (perawat kuda) dan dokter hewan. Di nomor lomba Jumping, kontingen Jawa Tengah menerjunkan Tiara, sedangkan Makel Lumenta bertanding di kelas Eventing. Selain mereka berdua, atlet yang tersisa turun di 2 nomor lomba, yaitu Jendri, Heru, Pingkan, Dennish dan Tio. Keseluruhan, berbagai kesiapan fisik dan teknis telah dilakukan termasuk kondisi iklim yang tidak jauh berbeda. Namun demikian kondisi ground (arena lintasan kuda) yang belum sepenuhnya memadai masih membuat khawatir tim Jawa Tengah. Menurut Prasetiono, masalah ground adalah masalah tidak hanya bagi Jawa Tengah tetapi juga kontingen lain. “Jangankan dengan kondisi sedikit kesalahan, dalam keadaan sempurna pun, bisa terjadi kecelakaan fatal untuk kuda dan atlet.***

**Bagian Publikasi - BIro Humas Setda Prov. Jateng**

Latihan batal karena banjir

Ditengah kesibukan kader-kader olahraga terbaik dari berbagai pelosok Tanah Air berkumpul untuk berlaga pada PON XVII Tahun 2008 di Kalimantan Timur, mereka yang berada di kawasan bumi Balikpapan dikejutkan dengan hujan turun sangat deras dalam waktu berjam-jam, sehingga mengakibatkan banjir cukup tinggi pada Sabtu dan Minggu (5-6 Juli). Karena hujan deras yang disertai tiupan angin kencang sejak Sabtu pukul 02.00 WITA dan lebih deras lagi mulai pukul 03.30, menyebabkan Sungai Ampal meluap dan membanjiri puluhan ruas jalan. Di Balikpapan Selatan bahkan 1.000 rumah lebih tergenang air. Para atlet pun yang sedianya akan melakukan latihan sebelum bertanding terpaksa dibatalkan. Atlet Wushu Jawa Timur yang juga ketiban apes, ketika hendak berangkat menuju tempat pertandingan di Dome Sport untuk tanding tidak bisa sampai tujuan karena terjebak banjir, sehingga tidak bisa maju maupun sebaliknya mundur. Akhirnya jago-jago wushu tersebut balik arah setelah hujan agak reda dan banjir surut untuk kembali ke hotel. Selain Jawa Timur, atlet provinsi lain juga banyak yang terjebak banjir. Kecuali arena wushu, arena pertandingan untuk squash di Dome Sport juga kelihatan sepi pemain, hanya tim Kalimantan Timur yang masih berada di lokasi itu untuk berlatih. Sebanyak 24 tim tenis juga batal berlatih di Stadion Tenis Balikpapan, karena guyuran hujan sangat lebat. Begitu juga guyuran hujan deras di Bandar Udara Sepinggan Balikpapan menyebabkan kedatangan atlet dari beberapa provinsi tertunda. Kontingen tersebut antara lain dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Emas pertama dipetik dari Sepatu Roda

Atlet sepatu roda Allan Chandra, mempersembahkan medali emas pertama bagi kontingen Jawa Tengah. Allan Chandra menjuarai cabang sepatu roda nomor Individual Time Trial (ITT) 300 meter putra di Sirkuit Sepatu Roda Palaran Samarinda. Allan tampil sebagai yang tercepat pada nomor tersebut dengan catatan waktu 28,34 detik. Peraih tiga medali emas pada PON 2004 di Palembang Sumatera Selatan itu menyingkirkan pesaing kuatnya, atlet tuan rumah Kalimantan Timur, Rendy Febri Dwi Andaru yang mencatat waktu 28,78 detik, sehingga harus puas dengan medali perak. Sedang medali perunggu diraih Miko Andrasi (DKI Jakarta) dengan waktu 29,28 detik. “Ini catatan waktu tercepat saya. Saya senang bisa mempersembahkan emas pembuka bagi Jawa Tengah”, kata Allan seusai pengalungan medali. Pada final, catatan waktu pria kelahiran Semarang, 30 Maret 1987 ini, jauh lebih baik dari semifinal dengan catatan 28,77 detik. Kemenangan atas atlet tuan rumah tersebut, memberikan motivasi tersendiri bagi Allan untuk tampil lebih cepat di nomor lain yang diikuti. “Adaptasi cuaca, lintasan dan kesiapan atlet tuan rumah, tidak mudah untuk diatasi. Saya bersyukur bisa melewati kesempatan pertama”, ujar Allan. Allan yang berambisi mempertahankan 3 emas dan satu perak mengulang prestasi yang diraih pada PON sebelumnya, mengaku akan tetap fokus pada 3 nomor lain yang diikuti.


Allan masih terlalu tangguh bagi para pesaingnya

Allan tak terlalu kaget bisa memperoleh posisi terbaik nomor ITT 300 meter putra. Dengan lintasan yang representatif, Allan yakin siapun bisa tampil maksimal.
Rendy Febri yang didukung superter tuan rumah dan Mirko mendapat dukungan puluhan Jakmania, sebenarnya tampil konsisten sejak semifinal. Keduanya terus berada di peringkat kedua dan ketiga. Namun gagal mengejar kecepatan Allan yang di final tampil pada kesempatan terakhir atau yang ke-12 dari 12 peserta. “Saya sudah berusaha tampil maksimal, tapi Chandra lebih cepat. Dia memang yang terbaik di nomor ini”, tegas Rendy. Kalimantan Timur dan Jawa Tengah untuk sementara berbagai satu medali emas dan satu medali perak di cabang sepatu roda. Perak bagi provinsi ini di-rebut Denta Iswara dari nomor 300 meter ITT putri, sementara itu atlet sepatu roda dari D.I. Yogyakarta dan DKI Jakarta masing-masing harus puas dengan berhasil untuk sementara mendapatkan satu medali perunggu. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Catur menuju sukses

Kekalahan Jawa Tengah pada nomor catur cepat perorangan dan beregu terasa terobati oleh peluang kemenangan nomor catur klasik perorangan. GM Ardiansyah mampu menampilkan peak performance menyusul sukses pecatur andalan Jawa Tengah mengalahkan andalan Jawa Barat GM Susanto Megaranto di babak ke 3.


Konsentrasi tinggi pecatur Jateng

Kondisi ini melorotkan posisi Susanto ke peringkat ke 7 atau di bawah IM Danny Juswanto (DKI), IM Dede Liu (Kaltim) dan FM Andrean Susilodinata (DKI) yang sukses mengalahkan lawan-lawannya.***


**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Jangan Menyerah !! Hadapi psywar lawan

Dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Kalimantan Timur 5-6Juli 2008, Gubernur Jawa Tengah Drs. H. Ali Mufiz, MPA menyempatkan diri melakukan peninjauan di perkampungan atlet PON XVII Tahun 2008 Kontingen Jawa Tengah. Ketika meninjau wisma atlet Jawa Tengah di Tenggarong Kutai Kertanegara Sabtu (5/7) sebelum upacara pembukaan PON XVII dilakukan, Gubernur Ali Mufiz sempat terkaget-kaget karena menemukan secara langsung permasalahan nonteknis.


Pemukiman atlet cabor Panahan kontingen Jateng

Salah satunya, mengenai kondisi penginapan atlet yang berada satu kompleks dengan Stadion Tenggarong yang masih jauh dari kata memadai, sehingga dinilai kurang memberi kenyamanan kepada para atlet.Menurut sejumlah atlet Jawa Tengah, hanya wisma atlet Jawa Tengah yang tidak ada listriknya. Padahal wisma atlet provinsi lain tidak ada masalah. Kecuali harus menyalakan lilin pada malam hari, nyamuk di wisma atlet itu cukup banyak dan ganas. Gigitannya, tajam, gatal dan panas di kulit.

Melihat kondisi yang memprihatinkan itu, Gubernur Ali Mufiz langsung memerintahkan kepada Pengurus KONI Jawa Tengah yang menyertai kunjungannya itu agar segera menyelesaikan kasus itu tanpa harus menunggu penanganan pihak panitia tuan rumah Kalimantan Timur. Seketika itu juga KONI langsung mendatangkan genset dengan biaya sendiri. Kepada atlet Jawa Tengah yang sekarang sedang berjuang meraih prestasi di Tanah Borneo Kalimantan meminta, kontingen Jawa Tengah agar tidak terlalu mudah menyerah menghadapi psywar dari lawan selama pergelaran PON XVII Tahun 2008 di Kalimantan Timur. Semangat dan motivasi para atlet diharapkan tetap terjaga agar target meraih posisi ketiga dapat terealisasi. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Kalimantan Timur, duta-duta Jawa Tengah itu kendala nonteknis itu sudah tidak mau menjauh dari kontingen Jawa Tengah, mulai masalah akomodasi, transportasi dan masih banyak lainnya. Kontingen Jawa Tengah jangan sampai kalah dengan taktik psywar macam itu. Para atlet harus tetap semangat dan menjadikan kendala itu sebagai dorongan demi mewujudkan target merebut posisi 3 besar, pinta Gubernur Ali Mufiz. Ditambahkannya, pihaknya tidak ingin ada atlet yang mengalami ganjalan sedikitpun selama berlaga di medan juang ajang PON kali ini. Karena itu, Gubernur juga minta kepada para pelatih dan pendamping untuk selalu memperhatikan atlet-atletnya dengan maksimal.
Pesan Gubernur selanjutnya, begitu mendengar ada keluhan dari atlet, segera sampaikan kepada pelatih atau pendamping yang ada di sekitarnya. Jangan sampai hal itu mengganggu mental bertanding atlet. Buktikan bahwa kita mampu, tegas Gubernur Jawa Tengah Drs. Ali Mufiz, MPA mengakhiri peninjauan di Tenggarong bersama Ketua KONI Jawa Tengah. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Serba gratis !! Ayo datang !!

Kalimantan Timur benar-benar luar biasa. Setelah seluruh kontingen peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Tahun 2008 dijamin makan dan tidur cuma-cuma, kini penonton yang ingin menyaksikan seluruh rangkaian perhelatan akbar olahraga inipun juga memperoleh garansi serupa. Seluruh warga Kaltimbisaleluasa memelototi para artis, tari enggang, behempas sampai kancet pepatay di pembukaan PON XVII, 5 Juli 2008.


Pengunjung berfoto di depan api PON

Warga bahkan juga bebas menonton ribuan atlet berjibaku di arena tanding olahraga, hingga menonton penutup-an secara gratis. Tak ada retribusi masuk kawasan venues, tak ada retribusi masuk gedung tanding dan arena, hingga tak ada retribusi parkir untuk warga Kaltim. Semuanya tanpa dipungut bayaran. “PON adalah pesta rakyat, karena itu semua orang dapat nonton, gratis tidak dipungut bayaran sepeser pun,” tutur Ketua Bidang I Panitia Besar PON XVII Awang Dharma Bakti.

Seluruh fasilitas yang dibangun mampu menampung warga dan penonton. Pelataran parkir di kawasan Stadion Utama Palaran mampu menampung hingga 2.700 roda empat, belum termasuk kendaraan roda dua.
Menurut Humas PB PON XVII Jauhar Efendi, seluruh acara dan kegiatan yang terkait PON bebas ditonton warga. Sejak semula pemerintah dan panitia sudah berniat menggratiskan seluruh tontonan untuk hiburan warga.
Gratis bagi warga bukan berarti tidak menimbulkan kecemasan. Beberapa cabang olahraga tentu mengundang minat banyak sekali penonton, seperti pendukung maupun penggemar sepakbola dan bola voli. Lantaran gratis maka penonton bakal berjubel.
Prinsipnya gratis. Kapan lagi warga bisa melihat acara yang tidak terjadi setahun sekali itu. Kekawatiran membludaknya penonton dan kesulitan panitia setempat mengatur kawasan pada beberapa pertandingan cabor perlu diantisipasi. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Palaran bergetar. Naik kapal gratis !!

Sabtu petang (5/7) yang merupakan malam panjang, Kota Samarinda Kalimantan Timur, khususnya sekitar Stadion Utama Palaran seolah bergetar. Sejak sekitar pukul 15.00 kawasan sekitar Stadion Utama Palaran bergemuruh lantaran sepasukan drum band dari Pupuk Kaltim Bontang unjuk kebolehan dijalan-jalan raya hingga beberapa kilometer. Sesaat sebelumnya, sedikitnya 30 atlet terjun payung yang didukung pasukan TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Darat melakukan demo terjun payung. Penerjun diterbangkan dari Bandara Sepinggan Balikpapan menggunakan pesawat jenis CN 235 atau pesawat cadangan, Hercules C130. Demo terjun payung tersebut untuk memeriahkan pembukaan PON VXII Tahun 2008. Penerjun diterjunkan lebih awal, agar pengunjung pembukaan dapat hadir lebih awal, sebelum kehadiran Presiden RI. Dalam demo terjun payung itu, 30 penerjun, lima diantaranya akan membawa bendera berukuran 5-7 meter, seperti bendera merah putih, bendera PB PON VXII, bendera Kalimantan Timur, bendera Maskot PON, dan satu lagi bendera KONI. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Digadang sumbang emas untuk Jateng

Pebulutangkis tunggal putri, Maria Kristin diharapkan bisa menyumbang medali emas bagi kontingen Jawa Tengah pada PON XVII Tahun 2008 di Kalimantan Timur, 5-18 Juli 2008. Ketua Umum Pengda PBSI Jawa Tengah, H. M. Anwari mengatakan, hingga sekarang pebulutangkis PB. Djarum Kudus tersebut masih menempati peringkat teratas nasional. Untuk peringkat dunia, Maria Kristin berada pada peringkat 22, sedangkan peringkat pebulutangkis lainnya masih jauh dibawah Maria. Soal keputusan PB PBSI yang melarang atlet Olimpiade 2008 turun pada pesta olahraga multieven empat tahunan di Kalimantan Timur, dengan peringkat tersebut tampaknya berat bagi Maria untuk bisa tampil pada Olimpiade di Beijing, Cina, karena pebulutangkis yang berhak tampil pada Olimpiade adalah yang masuk peringkat 16 besar untuk tunggal putra maupun putri. Pada kejuaraan bulutangkis Malaysia Open beberapa waktu lalu, Maria Kristin tersingkir di babak awal. Pada Korea Open justru Maria tidak tampil atau absen. Menjelang penghitungan peringkat pebulutangkis yang tampil pada Olimpiade mendatang, Maria masih akan mengikuti kejuaraan bulu tangkis Swiss Open dan All England. Jawa Tengah menetapkan 13 pebulutangkis (8 putra dan 5 putri) yang akan tampil pada PON XVII, masing-masing Andre Kurniawan, Andreas Adityawarman, dan Bandar Sigit (tunggal putra), Maria Kristin, Silvina Kurniawan, dan Maria Elfira (tunggal putri), Luluk Hadiyanto, Frans Kurniawan, Ryan Sukmawan, dan Jonathan (ganda putra).


Maria Kristin digadang sumbang emas untuk Jateng

Pemain lainnya, Julianti dan Meliana (ganda putri), serta Julianti dan Mohamad Rizal (ganda campuran). Ryan Sukmawan masuk sekitar 3 bulan yang lalu menggantikan posisi Lingga yang terkena degradasi karena kurang bisa menunjukkan prestasi yang membanggakan. Pebulu tangkis ganda putra Jawa Tengah, Luluk Hadiyanto yang berpeluang besar membela Indonesia pada pesta olah raga multievent dunia di Cina akhir bulan Agustus 2008 karena peringkat Luluk yang biasa berpasangan dengan Alvent Yulianto (Jawa Barat) aman.
Pada PON XVI Tahun 2004 di Palembang Sumatra Selatan, tim bulu tangkis Jawa Tengah gagal meraih medali emas dan hanya kebagian medali perunggu. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Kesiapan yang terseok-seok

Kesiapan yang terseok-seok menyangkut sarana prasarana bagi para atlet dan pihak-pihak terkait lain seperti offisial, pelatih dan pembina kontingen pada PON XVII Tahun 2008 di Kalimantan Timur, ditanggapi anggota Komisi X DPR-RI Ferdiansyah, harus diakui masih banyak yang belum terselesaikan dengan baik, seperti jalan penghubung antar pemukiman atlet dengan venue yang masih becek karena tidak beraspal, rumah tinggal yang tidak perpintu belakang dan tempat tanding yang belum siap. Sedikit banyak hal ini dapat merugikan atlet, terutama terhadap mental tanding. Sementara Ketua Harian BP PON XVII Syaiful Teteng mengungkapkan, pada perhelatan akbar nasional itu Kalimantan Timur hanya mendapat bantuan APBD Rp 82 milyar, sementara untuk membiayai keseluruhan kegiatan diperlukan biaya Rp 4,3 triliyun, jadi berat sekali dan terseok-seok. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Konsentrasi membina Pemuda dan Olahraga

Provinsi Jawa Tengah mengikuti 40 cabang olahraga (cabor) dari 43 cabor yang dipertandingkan dalam PON XVII Tahun 2008 di Kalimantan Timur. dari 40 cabor, 11 di antaranya diunggulkan untuk mendulang emas (sepatu roda, taekwondo, tembak, dayung, silat, renang, menembak, para layang dan yang lainnya). Untuk meraih target yang diunggulkan itu, persiapannya sudah matang. Terlihat adanya potensi pendukung, baik Sumber Daya Manusia (SDM) seperti atlet, pelatih, official, fasilitas dan sarana prasarana lainnya.

Pada cabor lain kendalanya lebih banyak, misalnya, kurangnya dukungan sarana prasarana dan dukungan-dukungan lain. Meski demikian Jawa Tengah berharap ada kejutan-kejutan perolehan medali dari berbagai cabor yang diikuti, demikian dikemukakan Umbu Puda, SH, MPA, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Pora) Provinsi Jawa Tengah.
Lebih lanjut pria asli Nusa Tenggara Timur (NTT), kelahiran 15 Maret 19 53 itu memberi sinyal, dalam jangka menengah dan panjang Dinas Pora berupaya semaksimal mungkin menetapkan kebijakan, strategi dan program kerja yang dikonsentrasikan pada tujuan pembinaan pemuda dan olahraga, sehingga memiliki banyak akses ke depan.
Muaranya, pembinaan dan pembangunan olahraga di Jawa Tengah akan lebih baik. Untuk itu salah satu upayanya melakukan pendekatan dan melibatkan pihak swasta dalam pembangunan olahraga. Sehingga penyadaran pentingnya olahraga semakin maksimal. Karena permasalahan yang esensi adalah pemasyarakatan olahraga itu sendiri. Masyarakat harus sadar betul bahwa olah raga itu penting, untuk membawa kebugaran. Sekarang di
kampung-kampung masyarakat bingung mau olahraga dimana. Paling banter di jalan raya, sehingga orang enggan berolah raga.

Diharapkan keberadaan Dinas Pora dapat mendukung pembinaan dan pembangunan olahraga di Jawa Tengah, utamanya dalam peningkatan prestasi atlet. Selama ini Biro Pora kewenangannya terbatas, maka pembinaan dalam rangka representasi ke event-event baik nasional maupun internasional diserahkan kepada KONI. KONI Jawa Tengah dengan pengda-pengdanya diharapkan berperan maksimal sesuai target yang ditetapkan, yaitu 3 (tiga) besar dalam PON XVII. Itu target dan tujuan kita, tegas Umbu bersemangat. Target aman masuk 3 besar, mendapatkan 85 medali emas, dengan perhitungan Jawa Barat mengalami penurunan perolehan medali karena pecah dengan Banten. Meski demikian tantangan lain masih menghadang yaitu tuan rumah Kalimantan Timur tentu juga berupaya sekuat tenaga mengejar prestasi. Diantaranya dengan membeli atlet dari daerah lain termasuk Jawa Tengah dengan iming-iming besar. Ada atlet yang keluar dari Jawa Tengah meski tidak banyak, biasanya mereka yang menduduki rangking 3 - 4.

“Itu sebabnya Jawa Tengah yang pernah menjadi tuan rumah PON I berupaya agar pelaksanaan PON kembali ke Jawa Tengah, dengan tujuan ingin mengembalikan PON pada kithoh yaitu prestasi dan dalam rangka meningkatkan perekonomian rakyat. Prestasi dalam PON adalah hasil pembinaan, bukan hasil jual beli atlet.

Mewujudkan harapan tersebut masa depan atlet harus terjamin, sehingga mereka tinggal konsentrasi untuk peningkatan prestasi. Para atlet harus dicarikan pekerjaan, entah sebagai PNS, swasta, atau perusahaan-perusahaan.
Pemberian bekal kesejahteraan cukup, atlet merasa perjuangannya untuk dan atas nama daerah benar-benar dihargai. Itu harapan yang harus diwujudkan agar prestasi meningkat dan tidak lari ke daerah lain, tandas Umbu Puda.
Umbu Puda mengisyaratkan, tahun 2008 Kementerian Pemuda dan Olahraga mencetuskan program memberikan rumah kepada 100 atlet, Jawa Tengah mendapat jatah 2. Tahun 2009 ditingkatkan menjadi 1.000 orang seluruh Indonesia, khusus bagi atlet yang berprestasi internasional dan nasional. Mudah-mudahan program itu benar, karena merupakan kebanggaan tersendiri bagi atlet. Kami sebagaiinstitusi sangat mendukung.***


**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Pebilliard Zulfikri ditarget 2 emas

Pada PON XVII Th. 2008 Kontingen Jawa Tengah melalui atlet billiard Muhammad Zulfikri mentargetkan pulang membawa emas dari nomor 8-ball single.


Target 2 emas dari Zulfikri

Sementara Ketua Umum Pengda POBSI Jawa Tengah menargetkan agar Fikri bisa meraih 2 medali emas, 8-Ball single dan double. Putra pasangan Dr. Ali Arman N (alm) dan Yasmaini, Muhammad Zulfikri (26) sudah menjadi pebiliar profesional Indonesia, dan mengenal billiard sudah 11 tahun, sejak duduk di bangku SMP kelas 2 sampai sekarang. Zulfikri mengaku yakin mampu membuktikan keinginannya pulang dengan emas didadanya. ***

** Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Bridge sumbang Perak pertama

Jawa Tengah akhirnya berhasil merebut medali pertamanya di PON XVII Tahun 2008, walaupun medali perak, yang berasal dari cabang olahraga bridge. Medali perak tersebut diraih dari nomor mixed (pasangan campuran) dalam pertandaingan di GOR Naga Mas Tarakan. Sabtu (5/7).
Pasangan asal Solo Fera Damayanti - Santje Panelewen menempati runner up dibawah DKI Jakarta yang menempatkan atlet Conny Sumampouw - Denny Sacul, dengan poin 58. 44 persen hingga akhirnya mampu menyabet medali emas. Fera - Santje mengantongi poin total 58.05 persen, dari angka itu memposisikan Fera - Santje pada poin 0,39 dibawah DKI Jakarta. Kekalahan Fera kali ini merupakan kekalahan kedua melawan DKI Jakarta setelah yang pertama pada tanding PON XVI Tahun 2004 di Palembang Sumatera Selatan. Ketika itu Fera juga hampir mendapatkan emas dari nomor mixed bersama Tatang Kristiadi yang kini menjadi pelatih tim bridge Jawa Tengah.
Pada posisi memimpin 54 - 21 atau unggul 31 victory point, keduanya melakukan blunder dalam komunikasi sehingga tim DKI Jakarta berbalik mengunggulinya. Tatang Kristiadi mengaku sedikit kecewa dengan keterpurukan Fera - Santje, karena pasangan ini sejak awal telah ditargetkan bisa meraih emas. Nomor mixed paling berpeluang merebut emas diantara 6 nomor yang dipertandingkan. Tetapi kekecewaan itu harus dilupakan agar lebih konsentrasi untuk mencoba mengejar emas dari nomor lain yang tersisa.
Medali perunggu pada nomor ini diraih pasangan Kalimantan Barat, Syf Nurhasfiani - Zen Hermond dengan capaian poin 55.90 persen.
Bridge Jawa Tengah sejak awal mematok target 2 medali emas. Untuk ini dikirim 12 pemain atlet, terdiri atas 6 putra dan 6 putri. Ke 12 atlet tersebut Santje Panelewen, Franky Kurwur, Michael
Bambang Hartono, Stefanus Soepeno, Anthony Soebroto dan Sukamto. Di sektor putri terdapat nama-nama Fera Damayanti, Riantini, Kristina Wahyu, Suci Amita Dewi, Fransisca Aryani dan Yuri Andhini. Semua atlet itu kini sedang menggenjot semangat untuk dapat mewujudkan target medali emas.
Pada PON XVII Tahun 2008, cabang bridge memperebutkan 6 medali emas dari nomor empat kawan, howel putra-putri, beregu campuran dan pasangan campuran (mixed). ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Sarana - Prasarana PON XVII Morat-Marit

Sejumlah atlet Tanah Air yang telah datang ke Kalimantan Timur untuk menjadi duta daerahnya sebagai atlet PON XVII Tahun 2008 mengaku terkaget-kaget, karena kesiapan sarana prasarana yang diperlukan masih banyak yang belum siap 100 %. Akibatnya, para atlet merasa sangat terganggu kenyamanan dan privasinya. Selain itu, listrik yang diperlukan untuk kebutuhan pokok sehari-hari sering mati, sehingga jika malam gelap gulita.

Ambil sebuah contoh di perkampungan atlet sepatu roda yang tidak jauh dari Stadion Utama Palaran Samarinda, misalnya, ketika para atlet masuk rumah ternyata pintu belakangnya belum terpasang, selain itu, air juga tidak mengalir dan dalam beberapa malam listrik mati. Penderitaan ini juga dialami atlet senam. Pada perkampungan atlet ini, jalan-jalan juga belum diaspal, kalau hujan jadi becek.

Pemandangan yang sama, tampak di Lapangan Tembak Manggar Balikpapan, hingga sehari menjelang upacara pembukaan PON, Jum’at (4/7), sejumlah pekerja bangunan masih ngebut mengejar ketertinggalannya. Keprihatinan yang sama terasa juga terasa di tempat tanding cabang Bridge di GOR Naga Mas dan cabang Catur di Hotel Tarakan Plaza, keduanya di Kota Tarakan. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Buktikan INDONESIA BISA !!!

Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Tahun 2008 yang bertepatan dengan 100 Tahun Kebangkitan Nasional diharapkan menjadi momentum kebangkitan keolahragaan di Tanah Air dan mampu mengukir prestasi-presta-si terbaik atlet nasional untuk selanjut-nya berjaya dipentas olahraga dunia.


Nyala api PON XVII .... nyalakan semangat Kebangkitan Nasional

Harapan tersebut disampaikan Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, ketika membuka secara resmi pelaksanaan PON XVII Tahun 2008 di Stadion Utama Palaran Samarinda Kalimantan Timur, semalam. Pada kesempatan tersebut Presiden didampingi Ibu Hj. Ani Yudhoyono, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Pejabat lain yang tampak hadir, antara lain, sejumlah besar Gubernur se Indonesia, Ketua DPR-RI, Jaksa Agung RI, Ketua-Ketua DPRD Provinsi se Indonesia, Ketua KONI Pusat dan Konida-Konida se Indonesia, dan sekitar 13 ribu atlet, offisial, pelatih dan tidak kurang dari 25 ribu pengunjung dari masyarakat umum.
Melalui momentum yang disemangati tekad “INDONESIA BISA”, tandas Presiden Yudhoyono, kita ingin berjuang dan membuktikan bahwa Indonesia “BISA” menjadi bangsa yang mandiri, “BISA” menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi dan “BISA” menjadi peradaban mulia. Semangat ini pula sejalan dengan tema PON XVII Tahun 2008 “Raih Prestasi, Kokohkan Persaudaraan”.
Selanjutnya Presiden Yudhoyono mengajak menjadikan PON selain sebagai ajang untuk mengukir prestasi, juga untuk memperkokoh persaudaraan dan kebersamaan sebagai bangsa. “Dengan semangat rasa dan wawasan kebangsaan, mari berkarya dan berjuang lebih keras untuk menjadi bangsa yang maju, berprestasi, kuat, unggul dan bangsa yang mampu bersaing ditengah-tengah percaturan global, termasuk dibidang olahraga”, ajak Presiden. Pembangunan di Tanah Air terus dilakukan, sekarang telah dimiliki Undang Undang No. 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional. Dinyatakan di dalam UU itu, pembangunan keolahragaan diarahkan untuk pemeliharaan kesehatan dan kebugaran, peningkatan prestasi dan kualitas manusia serta untuk penanaman nilai-nilai moral dan akhlaq mulia. Pembangunan keolahragaan juga ditujukan untuk menumbuhkan jiwa sportifitas, menanamkan disiplin, membina dan mempererat persatuan kesatuan bangsa, memperkokoh nasional, serta mengangkat harkat dan martabat dan kehormatan bangsa. Karena itu, prestasi olahraga yang diraih baik pada tingkat nasional maupun internasional sesungguhnya merupakan parameter penting dari keberhasilan pembangunan keolahragaan di Tanah Air.

PON, salah satu wujud dari amanah UU sistem keolahragaan nasional, sekaligus upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga yang dapat membaca citra dan kehormatan bang-sa. PON juga merupakan bagian dari mata rantai kegiatan pembinaan prestasi olahraga serta bagian dari proses pematangan puncak prestasi atlet. Untuk itu, tandas Presiden Yudhoyono, PON yang digelar setiap 4 tahun sekali itu diharapkan mampu membuahkan puncak prestasi dari hasil pembinaan olahraga tingkat nasional yang merupakan gabungan dari hal pembinaan ola
hraga disetiap provinsi, sehingga PON dapat menjadi ukuran keberhasilan daerah dalam pembinaan olahra-ga yang dipertandingkan di tingkat nasional.
Pembukaan PON XVII Tahun 2008 yang digelar di
Stadion Utama mirip Stadion Miyagi Jepang dengan tetap menonjolkan arsitektur Kalimantan Timur itu, diawali menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Ketua Umum PB PON XVII Tahun 2008, Jurnalis Ayoh melaporkan, PON dilaksanakan selama 14 hari tanggal 5 sampai 17 Juli 2008. Peserta, sebanyak lebih dari 25 ribu orang terdiri sekitar 13 ribu orang dan lainnya offi-sial, pelatih, pembina dan pendamping. Para atlet akan memperebutkan 751 medali emas, 751 medali perak dan 956 medali perunggu dari keseluruhan cabang olahraga yang dipertandingkan 43 cabang.
PON XVII yang bertema
“Raih Prestasi, Kokohkan Persaudaraan” tersebut pelaksanaan lomba atau pertandingannya dilakukan di 6 kabupaten / kota se Kalimantan Timur, meliputi Balikpapan, Samarinda, Tarakan, Tenggarong, Bontang dan Berau.

Sementara itu Penjabat Gubernur Kalimantan Timur, Tarmidzi A. Karim dalam sambutan selamat datangnya mengemukakan, hadirnya utusan atau kontingen dari 33 provinsi se Indonesia di Bumi Etam Kalimantan Timur membuktikan bahwa bangsa Indonesia tetap masih bersatu dalam Bhineka Tunggal Ika meskipun terdiri dari bermacam-macam suku dan ras. Hal ini yang diharapkan sehingga bangsa Indonesia bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih tetap utuh. Kondisi ini menggambarkan kokohnya kebangkitan nasional yang telah 100 tahun terlewati. Presiden Yudhoyono menandai peresmian pembukaan PON XVII Tahun 2008 dengan menekan tombol sirine. Berbarengan dengan raungan sirine, didalam kawasan Stadion Utama Palaran Samarinda seolah berubah menjadi riuh karena diberbagai sudut stadion bertebaran kembang api berwarna warni.

Sesaat kemudian, delapan orang atlet mengibarkan bendera PON, yang dirangkai penyalaan obor api PON. Atlet gulat Suharyadi Gunawan berlari membawa obor api PON yang kemudian diserahkan kepada atlet Taekwondo Alvontilung untuk digunakan menyulut obor besar api PON dan api PON tersebut seterusnya akan menyala hingga PON XVII Tahun 2008 selesai 17 Juli 2008 mendatang. Usai penyalaan obor api PON, atlet M. Said membacakan janji atlet dan Wasit Andi Irwansyah membacakan janji wasit.

Mengakhiri rangkaian peresmian pembukaan PON XVII Tahun 2008, Koreografer Djaduk Ferianto dari Pedepokan Seni Bagong Kusudihardjo menyuguhkan tarian kolosan
“Polah Gaya” yang dimainkan 1.000 penari putra putri Kalimantan Timur. Disusul pesta kembang api selama beberapa menit yang membuat Stadion Utama Palaran Samarinda seolah tiba-tiba berkabut sesaat usainya pesta kembang api itu. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**