Kamis, Juli 17, 2008

Pesilat Jateng masuk Final

Dua atlet Pencak Silat Jawa Tengah akhirnya maju babak final setelah menggilas lawan-lawannya dipertandingan sebelumnya. Diyan Kristanto di kelas A putra, kemarin di GOR Sempaja mampu manaklukkan pesilat Jawa Timur, Rudi Santoso, sedang putri atas nama Annisa Pangestika atlet asal Banjarnegara di kelas C putri mampu mengalahkan pesilat Hariam Yahya asal Sulawesi Selatan. Tiga atlet Jawa Tengah yang kurang beruntung maju final pada cabang pancak silat yaitu Jayanti di kelas A putri harus mengakui ketangguhan Pungky Simbar asal Sulawesi Utara, Alip Almunanti di kelas B putri kalah dari Tuti asal Bali dan Sapto Purnomo di kelas D putra kalah dengan Andi Anwar dari Sulawesi Selatan.


Jurus Pesilat Jateng untuk meraih Emas

Hari ini akan berlangsung di babak perempat final, 3 atlet pencak silat Jawa Tengah menampilkan kelas E putri berhadapan dengan pesilat Puspa Endah F dari Jawa Barat, Rahmad Fitroh R berhadapan dengan Muh. Arfan dari Sulawesi Selatan dan Rony Syaifulloh berhadapan dengan Nyoman dana dari Bali dalam kelas G putra.
Manager pencak silat Jawa Tengah H. Darmadi menyatakan kesiapan atlet pencak silat Jawa Tengah sudah siap tanding sejak 6 bulan sebelum PON. Diawali 2 bulan desentralisasi dan 4 bulan sentral. Target antara pengurus, manager dan pelatih, sepakat ingin memperbaiki dari PON di Palembang 2004 yang hanya mendapat 2 emas dan 2 perunggu. Atlet pencak silat Jawa Tengah benar-benar ingin memperbaiki peringkatnya dan akan ditunjukkan pada final yang rencananya dilaksanakan 16 Juli besok. H. Darmadi menyayangkan adanya masalah kesepakatan diluar pertandingan, yaitu adanya serangan guntingan yang tidak boleh diserang saat bertanding. Terkadang ini digunakan strategi atlet yang nilainya menang.


Pesilat Jateng beraksi melumpuhkan lawan

Mereka pasti menggunakan nilai guntingan karena asal gunting tidak boleh dibalas. Seyogyanya hal semacam itu tidak dipergunakan, karena serangan guntingan tersebut hanya strategi dalam waktu yang tak pantas dipakai, tambahnya.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Sky Air Jateng, terganjal sarana dan latihan

Pada perhelatan PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur, Provinsi Jawa Tengah mengirimkan 4 orang atlet muda untuk maju berlaga di Danau Jahab Kutai Barat. Salah satu atlet tersebut, Anggi yang baru berusia 15 tahun. Terkirimnya Anggi ke medan laga itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Jawa Tengah, karena pada even olahraga dewasa, Anggi yang masih belia berhasil masuk kualifikasi. Perkembangan sky air di Jawa Tengah diakui banyak kalangan agak terhambat.


Biaya operasional tinggi dan perekrutan yang sulit

Penyebabnya 2 faktor utama, biaya operasional yang tinggi dan perekrutan yang sulit. Seperti diungkapkan Hamdani, manager tim sky air Jawa Tengah, setiap latihan dari jam 7-12 membutuhkan bahan bakar minyak (premium) mencapai 200 liter ditambah oli. Belum termasuk biaya peralatan lainnya.
Kesan senada diungkapkan Steve, atlet Jawa Tengah yang dikirim sebagai delegasi di PON XVII Kalimantan Timur. Menurut Steve, perlengkapan yang digunakan latihan sky di Jawa Tengah merupakan perlengkapan pribadi, termasuk pembatas air yang dipergunakan sebagai lapangan latihan. Bola apung pembatas, terus menerus hilang. Solusinya, alat tersebut baru dipasang jika akan latihan dan dibongkar setelah selesai. Perahu untuk berlatih pun tidak standart. Boat yang semestinya digunakan mastercraft, tetapi Jawa Tengah hanya menggunakan perahu mesin tempel 200 PK, yang jika digunakan menarik sky lajunya sering tertahan. Lokasi latihan pun di Marina, ditepi laut, mestinya di air tawar. Dari kondisi itu atlit kesulitan me-nyesuaikan dengan alam yang menggunakan air tawar. Sudah dicari tempat lain yang lebih sesuai, seperti di Kedungombo, Rawa Pening atau Danau Buatan BSB Semarang, sebagai tempat alternatif berlatih. Untuk terus berlatih dilokasi tersebut patut dipertimbangkan kembali, mengingat Kedungombo terlalu jauh, Rawapening penuh enceng gondok, dan danau buatan BSB Semarang kering dimusim kemarau.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Paralayang Jateng pecahkan rekornas

Tiga rekor nasional dan rekor pra PON cabang paralayang pecah di gelaran PON XVII-2008 Bandara Mangkajang Berau, kemarin. Pecahnya rekor tersebut antara lain pada nomor Speed Gliding (race to goal) dan nomor lintas alam jarak terbuka yang diukir atlet asal Jawa Tengah Thomas Wijananto yang berhasil memecahkan rekor nasional dan rekor pra PON pada nomor lintas alam jarak terbuka (race to goal) dan terbang sejauh 51,8 km. Rekor sebelumnya tahun 2006 juga dipegang atlet Jawa Tengah dan satu tim bersamanya Rama dengan rekor pra PON 46,5 km dan rekor nasional 45,32 km. Thomas juga memecahkan rekor kelas Speed Gliding (kecepatan meluncur) dengan radius yang dilalui 800 m atau 47,47 km/jam. Rekor sebelumnya diukir Ade. S dengan radius yang dilalui 300 m atau 45,15 km/jam. Thomas mengaku puas dengan hasil yang diperoleh dari PON XVII ini. Dia berhasil menyabet 2 medali emas dan 2 rekor baru. “Saya akan meningkatkan dan mempertahankan perolehan dari PON ini untuk masa depannya,” ungkapnya.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Kenalkan anak Sekolah Dasar pada PON

GOR Sempaja Samarinda sepanjang hari nyaris tidak pernah sepi dari kegiatan, khususnya selama PON XVII 2008 berlangsung, baik untuk ajang tanding cabang olahraga maupun kegiatan penunjang seperti Samarinda Expo dan keramaian pedagang yang diprakarsai UKM. Di stand Samarinda Expo, beragam produk kerajinan dibawah kendali Dekranasda Provinsi Kalimantan Timur dan instansi terkait termasuk UKM dari JawaTimur serta provinsi lain juga hadir di Expo untuk berpartisipasi.


Anak-anak SD pun ikutan lihat Samarinda Expo

Hingga musim liburan sekolah selesai suasana tetap ramai. Siswa sekolah yang sudah waktunya masuk tetap berperan dalam partisipasi. Seperti Sekolah Dasar 037 Samarinda Ilir, misalnya, bersama guru pendidik dan pembimbingnya berbondong-bondong menyaksikan Samarinda Expo dan kegiatan olahraga di GOR ini. Asnawati, pembimbing kelas VI SD 037 Samarinda Ilir mengungkapkan siswa yang dikerahkan 50 anak dari kelas V dan Vl. Pengerahan siswa itu dilakukan menyusul diterimanya undangan dari stand Bank Indonesia.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Pebulutangkis Andre pulang bawa Perak

Bulutangkis, cabang olahraga andalan seluruh provinsi di Pulau Jawa, termasuk Jawa Tengah. Atlet-atlet Jawa Tengah cukup disegani, tidak hanya bagi atlet Nusantara, tetapi juga bagi atlet internasional. Tidak sedikit atlet Jawa Tengah menjadi duta Pelatnas Bulu Tangkis. Pertandingan terakhir cabang bulutangkis di PON XVII Kalimatan Timur, berlangsung seru. Sorak sorai penonton bergemuruh di seluruh sudut stadion. Jadwal pertandingan yang bersamaan dengan sepak bola antara kesebelasan tuan rumah Kalimantan Timur melawan DKI Jakarta menjadikan Stadion Palaran Samarinda semakin riuh. Pertandingan bulu tangkis yang menarik terjadi pada babak final tunggal putra. Perebutan tempat teratas untuk merebut medali emas berlangsung lambat, tetapi imbang namun melelahkan. Perpindahan bola hampir selalu terjadi. Sistem rally point yang digunakan menyebabkan pertanding-an berlangsung lama. Perjuangan atlet putra Jawa Tengah perlu diacungi jempol. Setelah sebelumnya ganda putra Jawa Tengah memperoleh medali perunggu, giliran Andre Kurniawan, pemain tunggal putra berusaha menebusnya dengan bertahan melawan atlet andalan DKI Jakarta, Simon Santoso. Kalah set pertama dengan skor 13-21, Andre kemudian merebut kesempatan lagi di set kedua yang menyebabkan kejar-kejaran angka. Deuce sempat pula diberikan skor 19, hingga akhirnya Andre berhasil menang 23-20 namun pertandingan set ketiga, Andre harus mengaku kalah dengan skor 13-21, smash, trick, loop dan kelincahan Andre sebenarnya tidak kalah dengan Simon dari DKI Jakarta. Namun dewi fortuna belum berpihak kepada Jawa Tengah. Medali perak akhirnya dibawa pulang Andre Kurniawan.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**