Sulastri - menang tapi kecewa....
Padahal impiannya emas untuk wanita yang telah mengikuti PON sebanyak 3 kali dan selalu membela Jawa Tengah ini sehingga menjadikan dirinya merasa kecewa. Impiannya meraih emas belum tercapai, padahal kompetisi yang ada di PON XVII ini hanya mempertemukan atlit-atlit kawakan di nomor tolak peluru, semuanya sudah kenal, ungkapnya. Persiapan selanjutnya adalah menuju Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Tengah Juli 2009. Keinginan untuk tetap berprestasi masih ada, namun demikian dirasakan pemerintah kurang perhatian terhadap nasib para atlit yang telah membela daerahnya. Sulastri juga mengeluhkan beberapa kali Pemerintah Daerah Kabupaten Blora menjanjikan pekerjaan untuk dirinya, tetapi semua hanya janji. Kalau orang luar saja bisa menjadi PNS, atau tenaga honorer, mengapa para atlit yang berjuang mati-matian untuk daerahnya tidak mendapatkan kemudahan. Beberapa tes/ujian telah dilalui. Ujian di Sekretariat Daerah maupun saringan CPNS tetap tidak menghasilkan imbalan yang dijanjikan. Olahraga memang dunianya, tetapi pekerjaan juga merupakan suatu kebutuhan yang mendukung untuk hidup. Sebenarnya setelah PON XVI Tahun 2004 di Palembang Sumatera Selatan, Sulastri telah istirahat dari atletik. Karena ada panggilan dari Pelatda, dia kembali bertolak untuk membela Jawa Tengah. Tetapi jika setelah PON XVII ini tidak ada respon dari pemerintah daerah, maka Sulastri bertekad untuk tetap berhenti membela Jawa Tengah dan akan pindah ke daerah lain. Olahraga tetap jalan, tetapi uang sebagai penghidupan juga dibutuhkan. Baginya faktor finansial sangat dominan dalam hidup, sehingga menjadi sebuah pertimbangan yang utama. Ditanya bagaimana perasaannya jika membela daerah lain, daerah yang bukan asalnya, Sulastri menjawab hal tersebut merupakan hal yang biasa terjadi. Jika prospeknya bagus dan ada perhatian dari pemerintah setempat, kenapa tidak !!!. ***
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Minggu, Juli 13, 2008
Menang tapi kecewa
Trianingsih always the first
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Sulitnya Panjat Emas
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Osama terjatuh, Heru terpelanting
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Panah-panah "Arjuna" Jateng lesu
Panahan Jateng belum bidik medali
Sampai hari ke-4 dilaksanakannya ajang tanding panahan diantaranya ronde perorangan putra dan beregu putra semua, mele-set dari harapan. Tapi masih ada harapan diantaranya pada kelas tradisional dan nasional yang rencananya berlangsung Sabtu dan Minggu, bahkan bisa sampai 17 Juli 2008 mendatang.
Atlet panahan Jateng sedang membidik sasaran
Menurut pelatih panahan H. Kartono Wibowo kekalahan atlet panahan Jawa Tengah pada garis besarnya atlet sudah berusaha maksimal, tetapi apa boleh buat semua tergantung dilapangan. Kalau kita lihat untuk hari-hari berikutnya atlet kita mampu menyabet medali, dan yang diharapkan dari ladang emas ronde tradisional, memang kita menyiapkan dironde itu untuk dapat emas baik putra maupun putri. Kekalahan tim beregu putra dari tuan rumah Kalimantan Timur untuk meraih perunggu, kita mengakui karena tim tuan rumah lebih senior dibandingkan dengan atlet kita yang berlaga di ronde beregu.***
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Target Cabor Senam masuk Final
Gaya pesenam muda Jateng
Siswa SMP Ragunan Jakarta ini mempersiapkan diri menghadapi PON XVII 2008 dengan latihan rutin di gedung Universitas Semarang (UNNES). Sebagai orang Jawa Tengah, dara cantik ini berharap pemerintah memikirkan adanya gedung senam bagi masyarakat untuk sarana pembinaan. Tentang peroleh medali PON XVII, remaja kelas III SMP ini tersenyum. “Tidak mematok target, yang penting bisa tampil maksimal”, tuturnya sambil berlalu. Ungkapan senada, Elly Kusumawati, pelatih senam asal Semarang mengatakan, tim senam Jawa Tengah tergolong yunior. PON XVII yang pertama diikuti, sehingga harus realistis karena tim daerah lain didominasi atlet lama dan berpengalaman.
Intan Oktaviani, bibit baru senam Jateng
Tim pesenam Jawa Tengah rata-rata berusia muda, antara 13-14 tahun. Ini strategi untuk mencari bibit-bibit baru, karena usia pesenam dibatasi antara 12-25 tahun. Para pelatih berharap pada PON berikutnya, atlet kita sudah matang dan banyak pengalaman, sehingga berpeluang mendapatkan medali banyak. Saat ini targetnya hanya bisa masuk 8 besar, khususnya untuk senam ritmik pita, ritmik dan tali. Untuk spot aerobik, diupayakan bisa meraih perak, syukur emas. Negaga, pembina senam mengungkapkan, seluruh daerah pasti punya target yang terbaik. Senam ritmik kayak loncat indah, penilaiannya sangat subyektif meski ada aturan baku. Juri sebanyak 12 orang, matanya berbeda-beda dan variatif. Diharapkan seluruh atlet bisa memberikan yang terbaik bagi daerahnya. Pelatih hanya bisa mengantarkan sampai saat sebelum pertandingan, sedang saat bertanding semua berada dipundak atlet sendiri. Nagaga, perempuan paruh baya yang masih tampak gesit dan lincah itu mengisyaratkan, pemerintah harus mulai melakukan banyak pembinaan. Di negara-negara ASEAN, kejuaran senam setiap tahun minimal 6 kali. Pertandingan sangat bermanfaat bagi atlet untuk menambah jam terbang serta ajang pembinaan, sehingga termotivasi menjadi yang terbaik. Di sinilah pemerintah seharusnya merasa tertantang untuk melakukan pembinaan dan mengadakan gedung senam disetiap kabupaten/kota sehingga bermunculan bibit-bibit baru. Demikian pula orang tua harus mendukung dan bekerja sama, seperti membuatkan baju, dan dukungan lain, karena baju pesenam harganya mahal, mencapai Rp 6 juta dan harus diimport dari luar negeri. Meski demikian bukan berarti boleh ikut campur urusan teknik. Semoga senam makin baik. ***
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Kalahkan lawan dengan strategi
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Satu terget emas terpenuhi
Terpenuhi satu target emas untuk Jateng
Permainan diawali dengan tunggal putra Andre Kurniawan melawan Simon yang menghasilkan angka 21-15, 21-18 untuk Jawa Tengah. Kemudian ganda putra Rian Sukmawan dan Yonatan melawan Joko dan Renata. Tunggal putra berikutnya Andreas Kurniawan melawan Tomy Sugiarto, putra mantan pebulutangkis Jawa Tengah yang hengkang ke Jakarta. ***
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Bulutangkis Jateng bablas ke Final
Ganda Jateng melaju Final
Kami berusaha saja, apalagi kekuatan kita hanya 40:60 dibanding DKI Jakarta. Kita memang lemah di single. Kita bisa masuk final saja sudah bagus. Hal senada dikatakan pelatih bulu tangkis Jawa Tengah, Antoni yang memang tidak mentargetkan medali untuk tim bulu tangkis. Kalaupun bisa maksimal hanya satu emas. “Kita realistis saja, karena pemainnya muda semua rata-rata 25 tahun ke bawah. Lain daerah pemainnya tua-tua. Itu strategi untuk regenerasi, mudah-mudahan tahun 2012 bisa bicara. Itu keuntungan kita”, kata Antonius. Menurut mantan pemain pelatnas tersebut, peta kekuatan lawan telah dimiliki Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Untuk itu harus pasang strategi dan kekuatan khusus antara lain dengan menampilan pemain muda, sehingga bisa dilakukan pembinaan sejak dini. Saat ini baru mampu diam, tetapi 2012 mendatang, kita bisa bicara banyak, karena telah banyak generasi bulu tangkis Jawa Tengah yang kuat. Untuk itu kita harus perbanyak klub, sehingga merata di Jawa Tengah. Kalau sejak usia 9 tahun anak sudah bisa pegang raket, maka bisa langsung dilihat potensinya dan dilakukan pembinaan. Untuk itu materi pelatih juga harus bagus, pengalaman dan harus terus belajar. Doakan saja kita bisa mendapatkan emas”. ***
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
BMX Jateng dan Jabar ungguli tuan rumah
Jagoan BMX Jateng babat jagoan tuan rumah
Kehebatan dua daerah ini, bukan menjadi rahasia lagi. Kehebatan atlet dan kegigihan pelatih, menjadikan Jawa Barat dan Jawa Tengah melejit di nomor BMX yang baru pertama kali di gelar pada event nasional ini. “Jawa Barat dan Jawa Tengah tidak bisa diangap enteng, mereka sangat kuat untuk di kalahkan,” kata Wisno salah satu pendukung Kaltim. Menurutnya kekalahan Kalimantan Timur ditandai jatuhnya, Ismail, atlet andalannya ketika pertama kali turun berlomba. Ismail jatuh karena kurangnya keseimbangan sepeda saat jumping sehingga menyenggol lawan saat turun dari jumpingan. “Kaltim harus akui kekalahan tersebut,” cetusnya. ***
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Judo Jateng sabet Emas
Aksi Pejudo Jateng membanting lawan
Dalam bermain di grup B atlet judo beregu Jawa Tengah yang diperkuat Asrori dikelas 60 kg, Fendi Suryanto 66 kg, Andi Nugroho 73 kg, Sundoyo Hermawan 81 kg dan Krisna Bayu di kelas bebas menaklukan Jawa Timur dengan skor 3 - 2. Babak berikutnya Banten dibantai dengan skor 5-0 untuk Jawa Tengah. Pada semifnal tim judo beregu Jawa Tengah berhadapan dengan tuan rumah Kalimantan Timur.
Batingan Pejudo Jateng terhadap lawan
Tim judo beregu unggulan Jawa Tengah akhinya mampu melumpuhkan kegigihan pejudo tuan rumah dengan skor 3-2. Dalam final atlet judo beregu Jawa Tengah bertemu dengan Jawa Barat dengan skor akhir 3-2 untuk kemenangan atlet Jawa Tengah dan berhasil meraih mendali emas. Amin Pambudi, Pelatih Judo Jawa Tengah mengatakan, kemenangan tim beregu ini tak lain karena dorongan semangat perjuangan atlet yang tak pernah henti, mereka tidak mengeluh, tidak cengeng, biarpun dibilang atlet judo menempati mess yang sangat sederhana, kurang selera makan menyusul menu yang kurang cocok dan sarana transportasi tidak memadai.
Ippon untuk Pejudo Jateng, Bravo !!
Amin berharap dengan prestasi atlet-atlet seperti ini sudah sewajarnya pemerintah daerah memperhatikan kesejahteraan atlet, khususnya atlet yang berprestasi, supaya atlet tersebut tidak menyeberang ke provinsi lain. ***
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Berkuda puas diurutan kedua
Show Jumping Atlet Berkuda Jateng
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Dwi Ratnawati pecahkan rekor
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Mumpung PON ...... jualan kaos
Mumpung PON....mremo-laju Solo-Kaltim
Bersama 3 rekannya menjual berbagai varian pakaian mulai kaos, sweater dan tas, berlogo Kempo dan PON. Kualitas barangnya tidak perlu diragukan meski harganya relatif murah, mulai dari Rp 30 ribu untuk kaos, hingga Rp 80 ribu untuk sweater dan Rp 75 ribu untuk tas. Barang-barang itu diproduksi oleh seorang pelatih Kempo asal Solo yang memiliki usaha garmen. Heriyadi mengaku barang-barang yang dijualnya laris manis. Wajar jika kemudian pasangan dagangnya bolak-balik ke Solo untuk kulakan atau ambil barang lagi. Pelatih kempo asal Papua, Sigit Sayuto berniat membeli kaos berlogo Kempo tetapi harus menunggu hingga esok harinya karena kehabisan stok. Tas termasuk barang paling laris. Sejak Selasa (8/7) Heriyadi dan ketiga rekannya berada di SMU 10 Melati dan akan terus disana hingga seluruh kontingen pulang. Tidak hanya Heriyadi, masih banyak pedagang musiman lain yang sengaja datang ke Kalimantan Timur untuk sekedar mengadu untung dengan berjualan barang-barang souvenir PON XVII-2008. ***
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Medali terlepas dari Panjat Tebing
Aksi atlit Jateng panjat tebing
Lebih lanjut cewek kelahiran 18 September 1983 ini juga berharap di PON yang pertama kali diikutinya ini, bisa meraih medali emas, terutama kelas perorangan putri yang tinggal final, dan direncanakan dilaksanakan di hari terakhir, tanggal 17 Juli 2008. Salah satu juri panjat tebing asal Pekalongan, Akhmat Syaiful mengatakan, kekuatan panjat tebing Jawa Tengah fifty-fifty. Jawa Tengah Oke, tetapi Jawa Timur tampaknya kuat juga. Meski dari catatan waktu selisihnya agak banyak.
Kerjasama atlet Jateng dalam cabor Panjat Tebing
Peluang untuk Jawa Tengah tetap banyak, karena banyak faktor yang berpengaruh, seperti semangat, ada yang nervoes melihat teman terpeleset, misalnya. Kalau kita meng-abaikan faktor untung-untungan, yang jelas kita harus melihat kemampuan lawan. Untuk jalur pendek, Jawa Tengah telah siap, terutama yang perorangan. Untuk speed merata. Kita tadi cuma kehabisan waktu. Itupun kalau ada yang nilainya sama, dilihat nilai pada babak sebelumnya. Oleh karena itu pula, Syaiful berharap, Harini bisa meraih emas di perorangan putri. Mantan atlet panjang tebing itu juga berharap agar kesejahteraan atlet diperhatikan, sehingga tidak banyak yang pindah ke daerah lain. Kalimantan Timur, kalau mau jujur banyak membeli atlet dari daerah lain, bahkan Riau yang rencananya akan jadi tuan rumah PON berikutnya, sudah mulai mencari-cari atlet daerah lain yang berpotensi dan bersedia pindah daerah. Harus disadari, keberhasilan atlet membutuhkan proses dan pembinaan, namun sebagai manusia kadang tetap memilih yang lebih menguntungkan.
Pelatih Panjat Tebing Jawa Tengah
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Lompat Jangkit urutan empat
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Lari posisi tiga
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Jateng - Jabar bersaing ketat
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Peluang Atletik Jateng tetap terjaga
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Renang borong emas
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**
Balap Sepede kecewa
**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**