Jumat, Juli 11, 2008

Buktikan INDONESIA BISA !!!

Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Tahun 2008 yang bertepatan dengan 100 Tahun Kebangkitan Nasional diharapkan menjadi momentum kebangkitan keolahragaan di Tanah Air dan mampu mengukir prestasi-presta-si terbaik atlet nasional untuk selanjut-nya berjaya dipentas olahraga dunia.


Nyala api PON XVII .... nyalakan semangat Kebangkitan Nasional

Harapan tersebut disampaikan Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, ketika membuka secara resmi pelaksanaan PON XVII Tahun 2008 di Stadion Utama Palaran Samarinda Kalimantan Timur, semalam. Pada kesempatan tersebut Presiden didampingi Ibu Hj. Ani Yudhoyono, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Pejabat lain yang tampak hadir, antara lain, sejumlah besar Gubernur se Indonesia, Ketua DPR-RI, Jaksa Agung RI, Ketua-Ketua DPRD Provinsi se Indonesia, Ketua KONI Pusat dan Konida-Konida se Indonesia, dan sekitar 13 ribu atlet, offisial, pelatih dan tidak kurang dari 25 ribu pengunjung dari masyarakat umum.
Melalui momentum yang disemangati tekad “INDONESIA BISA”, tandas Presiden Yudhoyono, kita ingin berjuang dan membuktikan bahwa Indonesia “BISA” menjadi bangsa yang mandiri, “BISA” menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi dan “BISA” menjadi peradaban mulia. Semangat ini pula sejalan dengan tema PON XVII Tahun 2008 “Raih Prestasi, Kokohkan Persaudaraan”.
Selanjutnya Presiden Yudhoyono mengajak menjadikan PON selain sebagai ajang untuk mengukir prestasi, juga untuk memperkokoh persaudaraan dan kebersamaan sebagai bangsa. “Dengan semangat rasa dan wawasan kebangsaan, mari berkarya dan berjuang lebih keras untuk menjadi bangsa yang maju, berprestasi, kuat, unggul dan bangsa yang mampu bersaing ditengah-tengah percaturan global, termasuk dibidang olahraga”, ajak Presiden. Pembangunan di Tanah Air terus dilakukan, sekarang telah dimiliki Undang Undang No. 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional. Dinyatakan di dalam UU itu, pembangunan keolahragaan diarahkan untuk pemeliharaan kesehatan dan kebugaran, peningkatan prestasi dan kualitas manusia serta untuk penanaman nilai-nilai moral dan akhlaq mulia. Pembangunan keolahragaan juga ditujukan untuk menumbuhkan jiwa sportifitas, menanamkan disiplin, membina dan mempererat persatuan kesatuan bangsa, memperkokoh nasional, serta mengangkat harkat dan martabat dan kehormatan bangsa. Karena itu, prestasi olahraga yang diraih baik pada tingkat nasional maupun internasional sesungguhnya merupakan parameter penting dari keberhasilan pembangunan keolahragaan di Tanah Air.

PON, salah satu wujud dari amanah UU sistem keolahragaan nasional, sekaligus upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga yang dapat membaca citra dan kehormatan bang-sa. PON juga merupakan bagian dari mata rantai kegiatan pembinaan prestasi olahraga serta bagian dari proses pematangan puncak prestasi atlet. Untuk itu, tandas Presiden Yudhoyono, PON yang digelar setiap 4 tahun sekali itu diharapkan mampu membuahkan puncak prestasi dari hasil pembinaan olahraga tingkat nasional yang merupakan gabungan dari hal pembinaan ola
hraga disetiap provinsi, sehingga PON dapat menjadi ukuran keberhasilan daerah dalam pembinaan olahra-ga yang dipertandingkan di tingkat nasional.
Pembukaan PON XVII Tahun 2008 yang digelar di
Stadion Utama mirip Stadion Miyagi Jepang dengan tetap menonjolkan arsitektur Kalimantan Timur itu, diawali menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Ketua Umum PB PON XVII Tahun 2008, Jurnalis Ayoh melaporkan, PON dilaksanakan selama 14 hari tanggal 5 sampai 17 Juli 2008. Peserta, sebanyak lebih dari 25 ribu orang terdiri sekitar 13 ribu orang dan lainnya offi-sial, pelatih, pembina dan pendamping. Para atlet akan memperebutkan 751 medali emas, 751 medali perak dan 956 medali perunggu dari keseluruhan cabang olahraga yang dipertandingkan 43 cabang.
PON XVII yang bertema
“Raih Prestasi, Kokohkan Persaudaraan” tersebut pelaksanaan lomba atau pertandingannya dilakukan di 6 kabupaten / kota se Kalimantan Timur, meliputi Balikpapan, Samarinda, Tarakan, Tenggarong, Bontang dan Berau.

Sementara itu Penjabat Gubernur Kalimantan Timur, Tarmidzi A. Karim dalam sambutan selamat datangnya mengemukakan, hadirnya utusan atau kontingen dari 33 provinsi se Indonesia di Bumi Etam Kalimantan Timur membuktikan bahwa bangsa Indonesia tetap masih bersatu dalam Bhineka Tunggal Ika meskipun terdiri dari bermacam-macam suku dan ras. Hal ini yang diharapkan sehingga bangsa Indonesia bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih tetap utuh. Kondisi ini menggambarkan kokohnya kebangkitan nasional yang telah 100 tahun terlewati. Presiden Yudhoyono menandai peresmian pembukaan PON XVII Tahun 2008 dengan menekan tombol sirine. Berbarengan dengan raungan sirine, didalam kawasan Stadion Utama Palaran Samarinda seolah berubah menjadi riuh karena diberbagai sudut stadion bertebaran kembang api berwarna warni.

Sesaat kemudian, delapan orang atlet mengibarkan bendera PON, yang dirangkai penyalaan obor api PON. Atlet gulat Suharyadi Gunawan berlari membawa obor api PON yang kemudian diserahkan kepada atlet Taekwondo Alvontilung untuk digunakan menyulut obor besar api PON dan api PON tersebut seterusnya akan menyala hingga PON XVII Tahun 2008 selesai 17 Juli 2008 mendatang. Usai penyalaan obor api PON, atlet M. Said membacakan janji atlet dan Wasit Andi Irwansyah membacakan janji wasit.

Mengakhiri rangkaian peresmian pembukaan PON XVII Tahun 2008, Koreografer Djaduk Ferianto dari Pedepokan Seni Bagong Kusudihardjo menyuguhkan tarian kolosan
“Polah Gaya” yang dimainkan 1.000 penari putra putri Kalimantan Timur. Disusul pesta kembang api selama beberapa menit yang membuat Stadion Utama Palaran Samarinda seolah tiba-tiba berkabut sesaat usainya pesta kembang api itu. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Tidak ada komentar: