Selasa, Juli 15, 2008

Gantolle berpindah tempat

Laga prestasi olahraga PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur tinggal 3 hari, namun semaraknya masih bergema. Sejumlah cabang telah usai tetapi aerosport masih terus lanjut hingga 17 Juli mendatang. Pertandingan gantole selalu berpindah tempat, tergantung cuaca. Sejak kemarin pertandingan gantolle dialihkan dilapangan terbang Temindung Samarinda hingga pukul 15.00 WITA pertandingan dihentikan, karena area penerbangan hujan lebat. Dengan terpaksa 2 peserta terakhir yang belum tampil ditunda terbang.


Atlet Gantolle Jateng sebelum melakukan atraksinya

Pertandingan Gantolle diikuti 16 provinsi. Salah satu atlet urung terbang, ketika gantolle yang dikendalikan miring dan menerobos kerumunan penonton, meski sebelumnya penonton sudah diperingatkan untuk jauh dari area pertandingan. Gantolle itu menyeruduk gerobak bakso hingga jatuh berceceran, namun tidak ada korban. Menurut Rahmat, seorang pengarah penyelenggaraan lomba, seperti yang terjadi merupakan sesuatu yang biasa terjadi. Sambil berlindung dibalik handuk dari sengat mentari, Rahmat menuturkan, perlombaan gantolle ini masih berjalan biasa, rencana perlombaan akan dialihkan kembali ke Tenggarong, melihat perkembangan situasi dan cuaca. Mengenai kompetisi, menurut Rahmat, biasanya tim Jawa Timur, DKI Jakarta, dan tuan rumah Kalimantan Timur lebih dominan menguasai medan. Ketiga nomor yang dipertandingkan, speed gliding, screamer cathcing dan duration diikuti peserta yang semua putra. Sedang duration dibagi menjadi 2 kategori, intermediate dan high performance.Duration hari itu, score dihitung berdasar lamanya terbang diangkasa. Screamer cathcing berdasar lima pita yang disebar peserta di udara dan kemudian diambil lagi.


Satu...dua...tiga...beraksilah atlet Gantolle Jawa Tengah meraih medali

Hasil pertandingan atlet Jawa Tengah yang diperkuat Oke Ardianto dan Arif Nursilo berada pada peringkat sepuluh besar dibabak pendahuluan, dengan waktu terbang 06.47 dan 06. 50 menit. Sedang Soeharto dan Muhammad Rosyid Ridho bertanding di nomor speed gliding. Suharto bertengger diperingkat ketiga dengan waktu 09.57 pada nomor durasi high perfor-mance sorti 1.
Atlet Jawa Tengah M. Rosyid Ridho mengemukakan, peluang Jawa Tengah masih terbuka, walaupun perkembangannya selalu berubah. Dari 4 peserta yang dikirim, Jawa Tengah siap bersaing dengan atlet kontingen lain.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Upaya membelah air Danau Jahab

Lomba sky air memperebutkan medali PON XVII Tahun 2008, dise-lenggarakan dengan sangat meriah di Danau Jahab Kutai Barat. Kutai sendiri sebagai salah satu kota penyelenggara event PON XVII telah mempersiapkan ubarampe. Meski jalan menuju Danau Jahab belum begitu sempurna dan berdebu, banyak pengunjung dari jauh seberang menyempatkan diri datang untuk sekedar menyaksikan pertandingan.


Atraksi atlet sky air Jateng

Seperti Minggu (13/7), sebagai salah satu kota tujuan wisata di Kalima
ntan Timur, Kutai banyak dikunjungi pelacong. Sesuatu yang menarik dari Danau Jahab kondisinya masih alami, berair tenang, udaranya relatif segar.


Gaya dan aksi atlet sky air Jateng memukau penonton

Provinsi Jawa Tengah yang mengikuti 40 cabang olahraga dari 43 cabang yang dipertandingkan dalam PON XVII Tahun 2008 tidak mau ketinggalan pada lomba sky air di Danau Jahab tersebut. S.Yonas HW, Steve Adretti K dan Tommy Surya Vega merupakan pemain sky air yang mewakili Jawa Tengah pada nomor trick putra. Sayang sekali ketiganya gagal di putaran pertama. Pada pertandingan ini, banyak sekali peserta lain yang gagal. Kondisi Danau Jahab mungkin memang berbeda dari danau lain yang selama ini dipergunakan untuk berlatih. Dari 52 peserta putra yang berlaga, hanya beberapa yang sanggup menjalankan trick dengan gemilang. Bahkan diantaranya, jatuh sebelum lintas pertama. Kegagalan peserta dalam nomor trick banyak dipengaruhi faktor ketidaksesuaian medan antara alam Kalimantan Timur dengan kondisi latihan didaerah asal. Seperti diungkapkan Steve, pemain sky Jawa Tengah, kondisi latihan di Jawa Tengah menggunakan pantai yang mempunyai kadar garam air serta besar gelombang yang berbeda dengan Danau Jahab di Kalimantan Timur. Saingan terberat Jawa Tengah pada laga itu pesky dari Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Bali akan melaju melewati papan loncat bersudut sekitar 30 derajat di tengah Danau Jahab. Alam Kutai merupakan tantangan tersendiri bagi peserta untuk menaklukkan alam Bumi Borneo yang kaya batu bara tersebut.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Marathon gendong medali

Nomor atletik memang tak pernah lepas dari Jawa Tengah, apalagi pada cabang lari. Daerah selatan Jawa Tengah terkenal sebagai kawasan berliku dan berbukit-bukit, sehingga lumrah jika menghasilkan pelari-pelari ulung. Sebut saja nama Ruwiati yang booming dengan teknik lari tanpa alas kaki hingga menjuarai lomba mara-thon di berbagai kesempatan. Hal demikian terjadi pula di PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur. Atlet Jawa Tengah masih tetap disegani banyak kalangan. Sebut saja Suryo yang berhasil meraih dua emas di nomor lari cepat, di nomor marathon pun juga demikian. Meskipun kalah dengan tuan rumah Kalimantan Timur yang ada di posisi pertama, pelari marathon Jawa Tengah, Faizin berada di urutan kedua dengan selisih waktu 2 menit 4 detik, disusul Mari Yusuf dari Sumatera Utara dan Noce rekan se daerah Faizin. Pada nomor marathon putri, tampil sebagia juara Kalimantan Timur disusul dua atlit Jawa Tengah diurutan kedua dan ketiga. Erni Ulatningsih dan Ruwiyati berhasil mendapatkan perak dan perunggu bagi Jawa Tengah. Kedua pelari ini (Erni Ulatningsih dan Ruwiyati) merupakan atlet kawakan yang sejak awal sudah menjadi atlet andalan Jawa Tengah. Untuk dapat meningkatkan prestasi pelari-pelari andalan tersebut, sejumlah kalangan mengisyaratkan sudah waktunya dipikirkan kesejahteraan yang lebih.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

The Bronze Specialist

Dwi Budi Mufikiarso, SH, sepertinya telah menjadi atlet spesialis perunggu dari cabang karate. Ketika ikut berlaga di PON XVI Tahun 2004 di Palembang Sumatera Selatan maupun di PON XVII Tahun 2008 Samarinda Kalimantan Timur, Budi selalu mengakhiri laganya dengan menggendong medali perunggu. “Target sebenarnya sampai final. Karena ketemu atlet yang diunggulkan untuk final, maka Budi harus puas dengan medali perunggu untuk kelas 80 plus kg, dengan nilai 51”. Menurut putra Triyoso PH, mantan atlet yang menjadi pelatih karate dan pegawai Dinas Perijinan Kab. Grobogan ini, Tim Karate Jawa Tengah mentargetkan 1 emas dan 4 perunggu, yang diharapkan diperoleh dari kelas -60 atau 60 plus, dan 4 perunggu dari kelas plus 80 kg putra, katak perorang-an putri -75 putri, serta bebas putri. Untuk beregu putri ini lolos dan masih akan main terus hingga 15 Juli besok.


Langganan medali Perunggu

Target itu diramalkan akan terpenuhi, karena saat ini karate Jawa Tengah baru memainkan 4 nomor, sedang Jawa Tengah mengikuti 7 kelas. Kelas untuk putri yaitu kelas -48, -53, -60, +60, kelas bebas, komite beregu, dan katak perorangan. Kemudian katak perorangan putra, -75, +80”. Pria kelahiran 1 September 1987 yang sekarang berstatus tenaga honorer di Dinas Perhubungan dan Pariwi-sata Kab. Grobogan itu menyatakan; “Secara umum lawan berat Jawa Tengah adalah Sulawesi Selatan dan Umar Syarif Jawa Timur yang memperoleh 3 emas di Sea Games. Belum ada jaminan juara dunia menjadi juara lagi. Kriteria penilaian memang ada, tetapi saat bertanding lawan selalu berganti-ganti untuk mempengaruhi teknik yang digunakan. Dalam karate tidak dikenal batasan usia. Selama masih sanggup berkarate, diberi kebebasan untuk berkarate, meski usia sudah 50 tahun. Sementara itu Suroso, Tim Monev atlet Kota Semarang menyatakan, PON sepertinya bukan semata ajang mencari prestasi, tetapi lebih cenderung untuk sarana mempererat persaudaraan. PON lebih sebagai wahana mempersatukan suku-suku yang ada di Indonesia. Pernyataan senada juga dikemukakan Wakil Ketua Umum II KONI Semarang yang membidangi prestasi dan litbang, melihat kenyataan yang ada yaitu kecurangan-kecurangan yang dilakukan juri membuktikan peraihan prestasi hanya sebuah angan-angan. “Dahulu atlet bisa ikut bertanding sudah baik sekali. Sekarang permainan dikalahkan dengan uang. Jual beli atlet dari daerah lain mestinya tidak perlu dilakukan jika yang dikejar sebuah prestasi yang sesungguhnya.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Hati saya tetap Jawa Tengah

Haryuni, perempuan asal Desa Miri, Kelurahan Jetis, Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang terlihat di antara petugas Tim Kebersihan PON XVII Kalimantan Timur, sebagai tenaga kebersihan. Haryuni dan kelompoknya direkrut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda selama pelaksanaan PON dengan areal kerja SMU 10 Plus. Perempuan kelahiran 1992 ini sengaja merantau ke Pulau Kalimantan untuk mendapatkan uang.


Dari Jateng yang bersih untuk Kaltim yang bersih

Setiap hari mendapat upah Rp 60 ribu dipotong Rp 3 ribu setiap hari. Menurut Haryuni dan kawan-kawannya berencana mendatangi Kantor Kebersihan dan Pertamanan Samarinda untuk meminta kejelasan, menyusul diberlakukannya pemotongan upah Rp 3 ribu sehari.
Pembagian kerjanya 3 shift mulai jam 06.00 sampai jam 23.00. Satu shift terdiri 12 orang. Secara keseluruhan petugas kebersihan di SMU 10 ada 36 orang dengan upah sama. Meski sudah lama di Kalimantan, hati Yuni tetap untuk Jawa Tengah. Seperti terucap dalam harapannya, “Mudah-mudahan Jawa Tengah menang. Biar seperti apa, Jawa Tengah tetap di hati saya. Dalam hati ingin kembali ke Jawa Tengah, tetapi pekerjaan sulit. Pabrik banyak tutup, pertanian makin sempit, tuturnya. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Berkah PON XVII

Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur ternyata bukan sekedar perhelatan akbar olahraga nasional, tetapi sekaligus dapat dikatakan sebagai ajang seluruh kepentingan masyarakat Indonesia yang sangat komplit ... plit. Dari pengamatan Tim Jurnal PON XVII Kontingen Jawa Tengah, banyak dimanfaatkan orang untuk memperluas jalinan silaturahmi nasional antar anak bangsa.


PON XVII membawa berkah tersendiri bagi pedagang musiman

Di dalam arena tanding, para atlet memang saling berebut medali, tetapi begitu keluar dari arena tanding mereka bersaudara. Pada sisi lain, ratusan warga masyarakat Jawa, khususnya, Jawa Timur dan Jawa Tengah sengaja datang ke Bumi Etam Kalimantan Timur, khusus untuk mengadu untung melalui jasa penjualan barang-barang souvenir bernuansa PON XVII. Bagi kalangan pebisnis kesempatan itu juga dijadikan ajang kegiatan Expo, sepeti di GOR Sempaja misalnya. Untuk memeriahkan PON XVII juga diselenggarakan pasar rakyat dari Usaha Kecil Menengah (UKM) setempat. Berbagai macam produk yang dijajakan untuk para atlet maupun pengunjung. Siapapun yang berkeinginan membeli cindera mata dari Provinsi Kalimantan Timur, disini juga tersedia berbagai macam makanan di pujasera. Pujasera yang dikelola UKM menempati areal seluas 4 x 5 meter setiap kiosnya. Pada kios-kios tersebut disajikan berbagai macam makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Pak Sukadi pria kelahiran Sukoharjo, misalnya, ikut berpartisipasi disalah satu stand pujasera yang menyajikan makanan dan minuman seperti soto, bakso, pangsit, teh, jeruk dan lain sebagainya.
Sukadi mengaku baru pertama ikut kegiatan UKM. Setiap PON digelar Sukadi selalu melibatkan diri melalui jalur informal, hasilnya selalu bisa dirasakan dalam pengertian untung. Untuk berjualan, Sukadi menyewa kapling Rp 3 juta. Pemasukan setiap hari cukup lumayan apalagi jika atlet banyak banyak berkumpul. Stand (kapling) tempat usahanya dibuka mulai jam 09.00 tutup malam hari. Penghasilannya bisa menutup keperluan sehari-hari, Bertepatan anak-anak memasuki sekolah tahun ajaran baru, hasil PON sangat membantu. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Memburu medali di panjat tebing

Berupaya di nomor boulder putri dan boulder campuran tak membuat lelah dara satu ini, Hari ini kembali berupaya merebut medali untuk Jawa Tengah berpasangan dengan Yusak Yulius dinomor berantai. Berbekal perolehan total nilai 102,02 Jawa Tengah berhak mendapat medali perak. Sementara emas diraih Bali dan perunggu DKI Jakarta. Pertandingan yang berakhir pukul 19.00 WITA itu merupakan pertandingan menantang peserta. Medan panjat tebing PON XVII dirasa sangat ekstrim. Yusak sempat terjatuh saat satu langkah menjelang puncak, namun akhirnya membuahkan hasil. Disamping medali perunggu yang diraih dinomor boulder putra, akhirnya keduanya dapat melengkapi prestasi panjat tebing Jawa Tengah dengan mendapatkan medali perak di nomor berantai.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Puspita Triani sumbang Emas

Meskipun menghadapi lawan tangguh dari karateka Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Papua, karateka Jawa Tengah, Puspita Triana berhasil menyumbangkan 1 emas lewat kelas kumite -60 kg putri pada perebutan 6 emas di Dome. Puspita sendiri mengalahkan Mely asal Jawa Timur pada pertandingan pertama (6-2), selanjutnya mengalahkan Tanty asal Sumatera Utara (8-0) dan pada babak final dengan pukulan keras menumbangkan perlawanan Mei asal Sumatera Selatan (4-1). Kemenangan ini membuatnya bahagia meski lawan-lawan yang dihadapinya berpeluang merebut emas. Dari pengalaman PON XVI Palembang kelas kumite -60 kg putri emas didapat Meonk asal DKI Jakarta, kini justru berbalik, Meonk yang juga turun dikelas ini langsung kalah oleh karateka Mei asal Sumatera Selatan. Hasil ini membuktikan kekuatan karateka daerah mulai merata. Kalimantan Timur yang hanya mendapat perunggu pada PON lalu justru sukses dengan 2 emas dihari kemarin.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Hadi : Besi berbuah Emas

Gedung Hevindo Balikpapan Baru Kalimantan Selatan, menjadi saksi atas kehebatan prestasi Hadi, atlet angkat berat, besi dan binaraga Jawa Tengah. Pria bertubuh kekar dengan berat badan 100,63 kg itu Minggu kemarin (13/7) berhasil mempersembahkan medali emas bagi Jawa Tengah pada kelas 110 kg.


Upaya Hadi mengangkat besi yang berbuah emas

Nilai yang diperolehnya untuk angkatan terbaik SQUAT 340.0, B. PRESS 220.0 serta D. LIFT 280.0 atau total 840.0, berhasil mengalahkan Ilwan F (Sumatera Barat) dan Doni Putra (Sumatera Barat) masing-masing memperoleh nilai 820.0 serta 805.0.
Selain itu, lifter dosen olahraga Universitas Negeri Semarang (Unnes) tersebut juga berhasil memecahkan rekor PON sebelumnya untuk jenis angkatan B. PRESS dari 190 kg menjadi 205 kg atas nama Bustami dari Jambi. Laki-laki kelahiran 11 Maret 1979 itu juga berhasil memecahkan rekor PON untuk jenis angkatan yang sama dari 210 kg menjadi 220 kg atas nama Doni Putra dari Sumatera Barat, serta memecahkan Rekornas jenis angkatan B. PRESS dari 215 kg menjadi 220 kg atas nama Doni Putra dari Sumatera Barat. “Ini hadiah ulang tahun perkawinan saya”, kata Hadi yang melangsungkan perkawinannya tanggal 7 Juli 2006 lalu. Itu lantaran Hadi serta Tim Angkat Berat/Besi/Binaraga Jawa Tengah tak pernah mentargetkan perolehan medali pada PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur ini. “Target saya pribadi hanya perak, karena secara statistika kita memang kalah. Sangat berat untuk memperoleh emas. Apalagi pengalaman di PON XVI saya hanya memperoleh perak dan perunggu”, katanya merendah. Untuk mempersiapkan perburuannya terhadap medali emas diajang PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur, Hadi mengaku hanya melakukan latihan rutin dengan menambah sedikit frekuensi latihan dan secara rutin pula menambah gizi yang lebih baik dari biasanya, serta memperbanyak vitamin, namun semuanya dilakukan dengan wajar-wajar saja, tidak ada yang berlebihan. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**