Jumat, Juli 18, 2008

Dibalik dapur Jurnal PON XVII-2008

Tak terasa iringan waktu berjalan, akhirnya usai sudah tugas Tim Jurnal PON XVII 2008 Kontingen Jawa Tengah di Kalimantan Timur. "Tak ada gading yang tak retak", sedikitpun kesalahan adalah tetap kesalahan, namun dengan bijak, kami dari Tim Jurnal mohon maaf yang sebesar--besarnya dalam pembuatan Jurnal ini. Tugas kedinasan yang kami emban telah terlaksana, meskipun kami butuh evaluasi yang membangun dan kritik yang membangkitkan semangat bekerja lebih baik dikemudian hari sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Berikut kami sajikan sepenggal cerita bagaimana Jurnal terbuat mulai dari pencarian, peliputan berita sampai proses editing dan distribusi Jurnal.

Sosok yang gelap ini jadi "Leader" dalam pembuatan Jurnal PON XVII 2008 Kontingen Jawa Tengah. Kerjanya ng-edit-in berita yang didapat dari anak buahnya....yang montang-manting cari berita. Apalagi kalo anak buahnya kurang setoran, dia pasti siap-siap naik pesawat....(pesawat telepon maksudnya -red) dan kebiasaan "garuk-garuk kepalanya yang sedikit agak seperti professor". Hanya dengan PageMaker, Photoshop, CorelDraw dan Microsoft Word jadilah Jurnal yang siap cetak untuk dipublikasikan kepada seluruh official dan atlet-atlet Jawa Tengah di wilayah Samarinda. Namanya Akhmad Taufik, SH...staf Sub Bagian Penerbitan dan Publikasi.**

Mas yang satu ini ganteng dan keren jadi idola dari mulai wanita muda, wanita setengah baya bahkan pula setengah wanita di perhelatan PON XVII. Karena gayanya yang "sok wartawan", dan yang lebih parah lagi ngakunya masih kerabat keraton Nga-Yogyakarta Hadiningrat, yang punya gelar Gusti Ngabehi ini....kerjanya jadi kameramen setiap event pertandingan. Dan sampingannya sudah pasti jadi "paparazi", yaitu curi-curi adegan di luar konteks olahraga. Jujur aja...kalo ngga ada orang unik yang satu ini, sepi rasanya.... seperti suasana Malam Jum'at Kliwon. Dia adalah Gusti Ngabehi Dimas Sigit Suwarno...staf Sub Bagian Peliputan.**

Wanita ini...seperti baja alias wonder woman-nya Jurnal ini benar-benar sebagai wartawati yang sudah berpengalaman. Bahkan untuk peliputan PON XVII di venues Balikpapan pun dilakoninya...sampai-sampai Tim Redaksi Jurnal ketar-ketir menunggu kedatangannya pasca liputan termasuk ketar-ketir kalo bertemu dengan "ayin", karena jarak yang jauh melewati hutan belantara. Ternyata badan montok tak jadi masalah, yang penting "genjotan" jurnalnya lancar...bahkan jarak jauh sekalipun dan yang paling penting "setoran" foto, statement, dan beritanya banyak. Dia punya nama, Eko Gustini...staf Sub Bagian Penulisan Naskah Sambutan.**

New entry satu ini...seolah udah pengalaman di bidang jurnalistik meskipun alumni Jurusan Tata Boga di salah satu PTN di Papua Barat "nyeleweng" dari teori kuliahnya. Bidikan kameranya tepat sasaran di setiap event atlet Jateng beraksi...bahkan tidak sedikit obyek dibuat pusing...dan yang jelas incaran obyek sampingannya adalah jepret foto cewek-cewek ABG...sing body-ne seperti lemper. Namanya Galih Wibowo, S.Sos...staf Sub Bagian Penulisan Naskah Sambutan.**

Cowok brengos dan brewok ini jadi cirinya... sosok yang "nggragas" dengan Internet dan doyan makan donat kentang ini jadi admin web blog Jurnal PON XVII agar dinikmati seluruh masyarakat Jateng melalui internet di http://jurnalpon2008.blogspot.com adalah prakarsa atas pengabdian dan kecintaannya terhadap Jawa Tengah...selain itu...tugas mulia sebagai "loper koran jurnal" dilakoni dengan baik...Thanks to Media Center PB PON XVII Kaltim dan KONI Jateng atas dukungannya. Matur Nuwun........... Namanya Wisnu Utomo...staf Sub Bagian Penerbitan dan Publikasi.**

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Sayonara PON XVII - Jumpa lagi di PON XVIII

Setelah dua minggu, Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Tahun 2008 berlangsung di Bumi Etam Kalimantan Timur, semalam Jum’at (17/7) ditutup secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia H. M. Yusuf Kalla. Upacara penutupan PON XVII Tahun 2008 dilaksanakan di Stasion Utama Palaran Samarinda Kalimantan Timur ditandai penurunan Bendera PON, dibarengi padamnya Obor Api PON dari skwadron secara perlahan-lahan.


Wapres Jusuf Kalla, menutup PON XVII 2008

Setelah diturunkan,
bendera PON, oleh Penjabat Gubernur Kalimantan Timur diserahkan kepada Ketua KONI Pusat dan oleh Ketua KONI Pusat diteruskan kepada Gubernur Riau sebagai penyelenggara PON XVIII Tahun 2012. Puncak kemeriahan upacara penutupan PON XVII terjadi ketika ratusan gadis-gadis cantik menyajikan tarian Tepung Tawar untuk salam perpisahan, disusul pesta kembang api yang menjulang ke langit dan berlangsung beberapa puluh menit. Meski dentuman kembang api tidak terdengar dari jauh, namun percikan-percikan kembang api yang indah sempat menjadi perhatian warga dari jarak lebih dari 2 km. Ketua PB PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur, Drs. Yurnalis Ngayoh, MM melaporkan, PON yang bertema “Raih Prestasi-Kokohkan Persaudaraan” digelar di 6 Kabupaten/Kota, Samarinda, Balikapapan, Kutai Kartanegara, Berau, Bontang, dan Tarakan.


Iringan defile atlet dikawal maskot PON XVII

Peserta, terdiri 33 kontingen dari
seluruh Indonesia, mempertandingkan 43 cabang olahraga, memperebutkan 741 medali emas, 751 perak dan 956 perunggu. Keluar sebagai juara umum PON XVII Tahun 2008, Provinsi Jawa Timur, 139 emas, 113 perak dan 112 perunggu. Runner up DKI Jakarta, 118 emas, 118 perak dan 122 perunggu, dan Juara III, Kalimantan Timur, 116 emas, 111 perak dan 115 perunggu. PON XVII Tahun 2008 memecahkan rekor PON sebanyak 115, rekor nasional 58, dan rekor Sea Games 3. Penjabat Gubernur Kalimantan Timur, Ir. Tarmizi A. Karim, MSc menyatakan kegembiraannya karena PON XVII Tahun 2008 di Bumi Etam Kalimantan Timur telah melahirkan Stadion Utama Palaran yang megah, dan venues-venues lain di 6 Kabupaten/Kota (Balikapapan, Kutai Kartanegara, Berau, Bontang dan Tarakan). Tinggalan produk PON tersebut menjadi saksi bisu sejarah dalam perjalanan PON terbesar di Indonesia. Dalam amanatnya, Wakil Presiden RI H.M. Yusuf Kalla mengemukakan, prestasi olahraga selalu terkait dengan yang terjauh, terberat, tertinggi, dan terbaik dalam pertandingan yang jujur dan penuh keakraban. Dengan pertandingan yang fair dan didasari keakraban akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Olahraga pada dasarnya menjadi cita-cita untuk menunjukkan bahwa olahraga untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan dan kesehatan. Kepada Menpora dan Ketua KONI diminta mengadakan evaluasi untuk mencapai prestasi yang tinggi. Setiap prestasi tentu membanggakan dan memberikan kejayaan untuk bangsa. Dari evaluasi, ujar Wakil Presiden, akan diketahui apakah PON menghasilkan eksistensi dan prestasi yang perlu dilanjutkan. Jika demikian maka seluruh atlet harus bertanding dengan sebaik-baiknya didasari sportifitas, sedang tuan rumah harus menyelenggarakan dengan sebaik-baiknya pula.Atlet bergembira karena mendapat medali, kecewa karena kalah, namun Wakil Presiden mengingatkan, kekalahan artinya kemenangan yang tertunda, karena itu perlu ada usaha yang lebih keras lagi untuk menang. Kepada masyarakat dan Pemerintah Kalimantan Timur yang telah menyelenggarakan PON dan menghadirkan infrastruktur olahraga yang indah dan infrastruktur lain untuk dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Menjaga artinya merawat dan melaksanakan kegiatan-kegiatan olahraga yang dapat memberikan prestasi. Selama sehari kemarin, dalam rangka menyambut sukses upacara penutupan PON, ruas jalan yang menghubungkan antara Samarinda Seberang (termasuk dari Stadion Utama Palaran) menuju Kota Samarinda ditutup menjadi satu arah. Sedang pengguna jalan dari arah Stadion Utama Palaran yang hendak menuju Kota Samarinda dialihkan melalui Tenggarong yang berjarak sekitar 35 km dan menambah waktu hampir satu jam. Pengalihan jalan dimaksud, untuk menghindari jembatan sempit yang melintas diatas Sunga Mahakam yang menghubungkan antara Kota Samarinda dengan Samarinda Seberang.


Pesta kembang api, iringi penutupan PON XVII-2008 Kaltim,
sampai jumpa lagi di PON XVIII-2012 di Riau


Bagi masyarakat setempat, pengalihan arus lalu lintas tersebut sudah biasa, jika
tidak dialihkan kemacetan nyaris tidak terpecahkan. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

... yang tertinggal dibalik Jurnal

Sepenggal cerita dan bidikan fotografer Jurnal PON XVII-2008 Kontingen Jawa Tengah ditengah-tengah tugasnya meliput kegiatan PON XVII di Bumi Etam


Pertandingan Gantolle pada PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur yang tergolong unik, selain lokasinya yang berpindah-pindah, sering dijumpai lokasi pendaratan yang terlalu sarat rintangan, misalnya banyak bangunan dan tower, seperti dalam rekaman lensa ini. ***


Ada-ada saja cara orang mencari uang. Pijat dan “kerikan” tidak harus dilakukan di kamar tidur, di pinggir jalan depan stand pameran juga jadi. Seperti dalam gambar yang direkam Tim Jurnal Kontingen Jawa Tengah disela-sela liputan PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur (Samarinda). Orang yang dipijat, pemijat dan pengeriknya sama-sama perantau dari Pulau Jawa. ***


Spi
derman ini tidak sedang “kesasar” di arena pameran kawasan PON XVII Tahun 2008. Spiderman ini sedang memanfaatkan keramaian PON Kalimantan Timur, anak-anak atau siapapun yang berkeinginan foto bersamanya kapan saja, dimana saja, dengan gaya apa saja Spiderman ini siap melayaninya, asal mau memberi uang lelah sedikitnya Rp 5 ribu sekali jepret. Ada-ada saja kiat orang mencari nafkah .....


Intan
Oktaviani, pesenam asal Kota Semarang lahir 27 Oktober 1994, meski sekolah di SMP Ragunan Jakarta tetapi tetap memperkuat tim pesenam Jawa Tengah pada PON XVII Tahun 2008. ***


Salah satu
diantara banyak perkampungan atlet PON XVII 2008, sejak para atlet tiba di Kalimantan Timur (Samarinda) hingga awal-awal dimulainya PON, perkampungan yang satu ini sebenarnya belum beres betul untuk ditempati, namun mau tidak mau harus ditempati juga karena keterpaksaan. ***


Obor Api PON XVII Th. 2008 ini sejak semalam telah padam setelah menyala nonstop selama dua pekan. ***

Ketemu teman lama
Perhelatan akbar olahraga nasonal PON XVII 2008 di Kalimantan Timur ternyata sempat menyisakan kenangan yang indah, mahal dan sulit direncanakan sebelumnya. Pasalnya, warga perantau asal Jawa Tengah di Bumi Borneo secara tidak disengaja banyak yang ketemu dengan teman lama atau saudara yang telah puluhan tahun berpisah. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Mahasiwa FPOK-UNS boyong Emas

Dua pesilat Jawa Tengah akhirnya berhasil memboyong medali emas. Di Stadion Madya Sempaja Rabu kemarin (16/7) Diyan Kristanto yang berlaga di kelas A putra mampu menaklukan pesilat Sumatera Selatan, Martono Kusuma. Permainan yang menawan dari Diyan di ronde pertama dan kedua mampu memimpin angka mutlak hingga ronde ke 3 pesilat asal Sumatera Selatan itu harus menyerah atas pesilat Jawa Tengah ini dengan KO. Dengan demikian Diyan layak menerima medali emas, sedang perak Martono Kusuma (Sumatera Selatan) sedang perunggu masing-masing diraih pesilat Rudi Susanto dari Jawa Timur dan Maszuawar Zm dari NAD.


Pesilat Jateng sumbang Emas untuk Jateng

Untuk kelas G putra atas nama Rony Syaifulloh pesilat Jawa Tengah yang juga atlet Nasional pada kesempatan yang sama mampu mempersembahkan medali emas. Rony yang didampingi pelatih Hendro Catur dan Haris Nugroho mampu menyingkirkan atlet pencak silat Jambi Arles Selfitrah juga dengan kemenangan KO, perak diraih Arles dari Jambi dan perunggu masing-masing dari Jabar Rudi Rusfendi dan Bali atas nama Nyoman Dana. Pada babak final di kelas E putra yang diharapkan juga dapat menyumbangkan medali emas atas nama Rahmat Fitroh R harus mengakui keunggulan lawannya I Komang Wahyu dari Jambi. Sebetulnya Rahmat mampu mengimbangi permainan atlet jambi ini sampai ronde terakhir dan atas pertimbangan juri akhirnya pesilat Jawa Tengah kalah dengan selih angka tipis 2-3 untuk atlet Jambi. Rahmat pun akhirnya hanya mendapatkan medali perak sedang di kelas C putri atas nama Anissa Pangestika juga mengalami hal yang sama, dia harus mengakui kekalahannya dengan Hariyani Yahya dari Sulawesi Selatan.



Dukungan supporter Jateng di Bumi Etam, bantu atlet raih Emas

Sedang 4 pesilat Jawa Tengah yang masuk semifinal dan mendapatkan medali perunggu Sapto di kelas D putra, Jayanti di kelas A putri, Alip Almunanti di kelas B putri dan Noviana di kelas E putri. Diyan demikian nama panggilan Diyan Kristiyanto, pesilat asal Gombong Jawa Tengah mengatakan, mengikuti PON XVII Tahun 2008 merupakan yang pertama kali diikutinya dan atas kehendak Tuhan bisa menang dalam pertandingan di kelas ini. Kalau dirasa, lawan dalam final tidak terlalu berat, yang paling berat pada babak semi final karena lawannya memang pernah bertemu waktu pra
PON kemarin, lanjut pemuda yang sekarang lagi menempuh studi di Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan (FPOK) Universitas Negeri Surakarta (UNS). Ditambahkan, kemenangan di PON XVII Tahun 2008 yang pertama kali ini sebagai panghargaan yang luar biasa dan sebagai acuan untuk lebih bersemangat berlatih. Apabila memungkinkan prestasi yang diraihnya itu dapat meningkat di ajang internasional, tambahnya bersemangat. Ketika Jawa Tengah berlaga rebutan emas, disupport warga Jawa Tengah dirantau Bumi Borneo yang bangga karena 4 pesilat dari daerah seasal meraih medali emas, sedang dua lainnya dapat medali perak. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

19 tahun Gulat menanti Emas

Setelah 19 tahun menanti, emas kembali singgah di Tim Gulat Jawa Tengah pada PON XVII-2008 Kalimantan Timur. Medali emas sebelumnya digasak Rubianto Hadi pada PON XII tahun 1989 di Jakarta. Tim Gulat Jawa Tengah pada PON kali ini mentargetkan 2 medali emas, di gaya romawi dan gaya bebas. Keberuntungan masih berpihak kepada tim yang terdiri 7 atlet ini, terdiri 1 pelatih, 2 asisten pelatih, 1 manajer dan 1 Masseur. Tampak pada diperolehnya 1 medali emas di Gaya Romawi atas nama Ngabdi Manggiyo M atlet asal Kab. Kudus di kelas 66 kg.


Penantian 19 tahun berbuah medali Emas

Kemudian 2 perunggu atas nama Iskandar, S.Pd. asal Kab. Demak di kelas 60 kg dan Mat Ansori asal Kab. Demak di kelas 45 kg.
Senin kemarin (14/7), tim gaya bebas Jawa Tengah mulai beraksi pada katagori senior gaya bebas pria. Kelas 60 kg Agus Dwi Prespono asal Surakarta melawan Andriyanto Sumatera Barat. Kelas 66 kg Catur Jarot Kota Semarang melawan Mulyadi Kalimantan Selatan, kelas 84 kg Jumain asal Grobogan melawan Lotus Malino S DKI Jakarta, kelas 96 kg Bayu Kresyanayana, S.Pd asal Grobogan melawan Tri Tawar Setiawan Kalimantan Selatan, kelas 60 kg Agus Dwi P melawan Febri Setia N Kalsel, kelas 66 kg Catur Jarot A Kota Semarang melawan Adam Iskandar Jabar, Jumain melawan Suryo Prionggo Jawa Timur. Satu-satunya yang menang dibabak pertama dan kedua Jumain langsung 2 ronde. Meski demikian, hari ini semua kembali berlaga karena masih ada babak 3, 4 dan 5 yang berpeluang meraih emas. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Kamis, Juli 17, 2008

Pesilat Jateng masuk Final

Dua atlet Pencak Silat Jawa Tengah akhirnya maju babak final setelah menggilas lawan-lawannya dipertandingan sebelumnya. Diyan Kristanto di kelas A putra, kemarin di GOR Sempaja mampu manaklukkan pesilat Jawa Timur, Rudi Santoso, sedang putri atas nama Annisa Pangestika atlet asal Banjarnegara di kelas C putri mampu mengalahkan pesilat Hariam Yahya asal Sulawesi Selatan. Tiga atlet Jawa Tengah yang kurang beruntung maju final pada cabang pancak silat yaitu Jayanti di kelas A putri harus mengakui ketangguhan Pungky Simbar asal Sulawesi Utara, Alip Almunanti di kelas B putri kalah dari Tuti asal Bali dan Sapto Purnomo di kelas D putra kalah dengan Andi Anwar dari Sulawesi Selatan.


Jurus Pesilat Jateng untuk meraih Emas

Hari ini akan berlangsung di babak perempat final, 3 atlet pencak silat Jawa Tengah menampilkan kelas E putri berhadapan dengan pesilat Puspa Endah F dari Jawa Barat, Rahmad Fitroh R berhadapan dengan Muh. Arfan dari Sulawesi Selatan dan Rony Syaifulloh berhadapan dengan Nyoman dana dari Bali dalam kelas G putra.
Manager pencak silat Jawa Tengah H. Darmadi menyatakan kesiapan atlet pencak silat Jawa Tengah sudah siap tanding sejak 6 bulan sebelum PON. Diawali 2 bulan desentralisasi dan 4 bulan sentral. Target antara pengurus, manager dan pelatih, sepakat ingin memperbaiki dari PON di Palembang 2004 yang hanya mendapat 2 emas dan 2 perunggu. Atlet pencak silat Jawa Tengah benar-benar ingin memperbaiki peringkatnya dan akan ditunjukkan pada final yang rencananya dilaksanakan 16 Juli besok. H. Darmadi menyayangkan adanya masalah kesepakatan diluar pertandingan, yaitu adanya serangan guntingan yang tidak boleh diserang saat bertanding. Terkadang ini digunakan strategi atlet yang nilainya menang.


Pesilat Jateng beraksi melumpuhkan lawan

Mereka pasti menggunakan nilai guntingan karena asal gunting tidak boleh dibalas. Seyogyanya hal semacam itu tidak dipergunakan, karena serangan guntingan tersebut hanya strategi dalam waktu yang tak pantas dipakai, tambahnya.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Sky Air Jateng, terganjal sarana dan latihan

Pada perhelatan PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur, Provinsi Jawa Tengah mengirimkan 4 orang atlet muda untuk maju berlaga di Danau Jahab Kutai Barat. Salah satu atlet tersebut, Anggi yang baru berusia 15 tahun. Terkirimnya Anggi ke medan laga itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Jawa Tengah, karena pada even olahraga dewasa, Anggi yang masih belia berhasil masuk kualifikasi. Perkembangan sky air di Jawa Tengah diakui banyak kalangan agak terhambat.


Biaya operasional tinggi dan perekrutan yang sulit

Penyebabnya 2 faktor utama, biaya operasional yang tinggi dan perekrutan yang sulit. Seperti diungkapkan Hamdani, manager tim sky air Jawa Tengah, setiap latihan dari jam 7-12 membutuhkan bahan bakar minyak (premium) mencapai 200 liter ditambah oli. Belum termasuk biaya peralatan lainnya.
Kesan senada diungkapkan Steve, atlet Jawa Tengah yang dikirim sebagai delegasi di PON XVII Kalimantan Timur. Menurut Steve, perlengkapan yang digunakan latihan sky di Jawa Tengah merupakan perlengkapan pribadi, termasuk pembatas air yang dipergunakan sebagai lapangan latihan. Bola apung pembatas, terus menerus hilang. Solusinya, alat tersebut baru dipasang jika akan latihan dan dibongkar setelah selesai. Perahu untuk berlatih pun tidak standart. Boat yang semestinya digunakan mastercraft, tetapi Jawa Tengah hanya menggunakan perahu mesin tempel 200 PK, yang jika digunakan menarik sky lajunya sering tertahan. Lokasi latihan pun di Marina, ditepi laut, mestinya di air tawar. Dari kondisi itu atlit kesulitan me-nyesuaikan dengan alam yang menggunakan air tawar. Sudah dicari tempat lain yang lebih sesuai, seperti di Kedungombo, Rawa Pening atau Danau Buatan BSB Semarang, sebagai tempat alternatif berlatih. Untuk terus berlatih dilokasi tersebut patut dipertimbangkan kembali, mengingat Kedungombo terlalu jauh, Rawapening penuh enceng gondok, dan danau buatan BSB Semarang kering dimusim kemarau.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Paralayang Jateng pecahkan rekornas

Tiga rekor nasional dan rekor pra PON cabang paralayang pecah di gelaran PON XVII-2008 Bandara Mangkajang Berau, kemarin. Pecahnya rekor tersebut antara lain pada nomor Speed Gliding (race to goal) dan nomor lintas alam jarak terbuka yang diukir atlet asal Jawa Tengah Thomas Wijananto yang berhasil memecahkan rekor nasional dan rekor pra PON pada nomor lintas alam jarak terbuka (race to goal) dan terbang sejauh 51,8 km. Rekor sebelumnya tahun 2006 juga dipegang atlet Jawa Tengah dan satu tim bersamanya Rama dengan rekor pra PON 46,5 km dan rekor nasional 45,32 km. Thomas juga memecahkan rekor kelas Speed Gliding (kecepatan meluncur) dengan radius yang dilalui 800 m atau 47,47 km/jam. Rekor sebelumnya diukir Ade. S dengan radius yang dilalui 300 m atau 45,15 km/jam. Thomas mengaku puas dengan hasil yang diperoleh dari PON XVII ini. Dia berhasil menyabet 2 medali emas dan 2 rekor baru. “Saya akan meningkatkan dan mempertahankan perolehan dari PON ini untuk masa depannya,” ungkapnya.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Kenalkan anak Sekolah Dasar pada PON

GOR Sempaja Samarinda sepanjang hari nyaris tidak pernah sepi dari kegiatan, khususnya selama PON XVII 2008 berlangsung, baik untuk ajang tanding cabang olahraga maupun kegiatan penunjang seperti Samarinda Expo dan keramaian pedagang yang diprakarsai UKM. Di stand Samarinda Expo, beragam produk kerajinan dibawah kendali Dekranasda Provinsi Kalimantan Timur dan instansi terkait termasuk UKM dari JawaTimur serta provinsi lain juga hadir di Expo untuk berpartisipasi.


Anak-anak SD pun ikutan lihat Samarinda Expo

Hingga musim liburan sekolah selesai suasana tetap ramai. Siswa sekolah yang sudah waktunya masuk tetap berperan dalam partisipasi. Seperti Sekolah Dasar 037 Samarinda Ilir, misalnya, bersama guru pendidik dan pembimbingnya berbondong-bondong menyaksikan Samarinda Expo dan kegiatan olahraga di GOR ini. Asnawati, pembimbing kelas VI SD 037 Samarinda Ilir mengungkapkan siswa yang dikerahkan 50 anak dari kelas V dan Vl. Pengerahan siswa itu dilakukan menyusul diterimanya undangan dari stand Bank Indonesia.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Pebulutangkis Andre pulang bawa Perak

Bulutangkis, cabang olahraga andalan seluruh provinsi di Pulau Jawa, termasuk Jawa Tengah. Atlet-atlet Jawa Tengah cukup disegani, tidak hanya bagi atlet Nusantara, tetapi juga bagi atlet internasional. Tidak sedikit atlet Jawa Tengah menjadi duta Pelatnas Bulu Tangkis. Pertandingan terakhir cabang bulutangkis di PON XVII Kalimatan Timur, berlangsung seru. Sorak sorai penonton bergemuruh di seluruh sudut stadion. Jadwal pertandingan yang bersamaan dengan sepak bola antara kesebelasan tuan rumah Kalimantan Timur melawan DKI Jakarta menjadikan Stadion Palaran Samarinda semakin riuh. Pertandingan bulu tangkis yang menarik terjadi pada babak final tunggal putra. Perebutan tempat teratas untuk merebut medali emas berlangsung lambat, tetapi imbang namun melelahkan. Perpindahan bola hampir selalu terjadi. Sistem rally point yang digunakan menyebabkan pertanding-an berlangsung lama. Perjuangan atlet putra Jawa Tengah perlu diacungi jempol. Setelah sebelumnya ganda putra Jawa Tengah memperoleh medali perunggu, giliran Andre Kurniawan, pemain tunggal putra berusaha menebusnya dengan bertahan melawan atlet andalan DKI Jakarta, Simon Santoso. Kalah set pertama dengan skor 13-21, Andre kemudian merebut kesempatan lagi di set kedua yang menyebabkan kejar-kejaran angka. Deuce sempat pula diberikan skor 19, hingga akhirnya Andre berhasil menang 23-20 namun pertandingan set ketiga, Andre harus mengaku kalah dengan skor 13-21, smash, trick, loop dan kelincahan Andre sebenarnya tidak kalah dengan Simon dari DKI Jakarta. Namun dewi fortuna belum berpihak kepada Jawa Tengah. Medali perak akhirnya dibawa pulang Andre Kurniawan.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Rabu, Juli 16, 2008

Jateng jaga persaudaraan dengan Kaltim

Tim volly pantai Jawa Tengah memang tak memperoleh gelar sama sekali diajang PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur di Pulau Derawan Berau. Walaupun pulang dengan menjinjing kekecewaan, namun atlet meninggalkan kenangan dan kesan manis terhadap masyarakat Pulau Derawan. Atlet Jawa Tengah menghibahkan peralatan/perlengkapannya kepada warga setempat. Manajer Tim Jawa Tengah, Suharjanto menyerahkan 3 buah bola volly lengkap pompanya. Penyerahan diterima Ketua PKK Pulau Derawan Hj. Darlia. Suharjanto seraya berharap, kenangan itu dapat melahirkan bibit baru atlet volly pantai yang handal di Berau. “Saya berharap ada atlet volly muncul disini,” tuturnya. Menurut Suharjanto yang ditinggalkan wujud terima kasih kepada warga Pulau Derawan. Suatu saat tim Volly pantai Jawa Tengah akan berkunjung lagi ke Pulau Derawan. “Warga Derawan sangat ramah dan memberikan pelayanan terbaik selama tim di tempat tinggalnya,” tambahnya. Hj.Darlia berterima kasih atas bingkisan tersebut dan meminta maaf kepada kontingen Jawa Tengah atas kekurangan dalam pelayanan. Timbal baliknya, sebagai tanda terima kasih, Tim Penggerak PKK Pulau Derawan juga memberikan oleh-oleh khas Derawan berupa kue Sarang Semut.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Pelaksanaan cabor Gantolle unik

Pelaksanaan PON XVII Tahun 20 08 Kalimantan Timur tergolong unik. Kesiapan awal yang tidak matang, lokasi gantolle, misalnya, yang sempat berpindah beberapa kali dari yang dijadwalkan. Jadwal tanding gantolle, semula tertulis di Kantor Bupati Tenggarong, namun pelaksanaannya dipindahkan ke Lapangan Terbang Temindung Samarinda.


Atraksi atlet Gantole Jateng di udara

Keunikan lain, run way yang tersedia hanya 1, sehingga ketika ada pesawat
datang/pergi, pertandingan harus berhenti dan atlet yang take off di cut dulu. Karena itu memasuki hari kelima kegiatan gantolle, cabor udara itu kembali dilaksanakan di depan Kantor Bupati Tenggarong, meski hujan deras membuat lokasi becek. Kondisi itu mempengaruhi pesawat penarik, sehingga tidak bisa mengambil power maksimal, padahal pilot diharuskan memakai power maksimum. Kondisi ini kemudian diatasi dengan menempatkan take off pesawat di Pulau Kumala. Pulau rekreasi yang memiliki landasan panjang tanpa rintangan. Pada cabor ini, Jawa Tengah menurunkan 5 atlet terbaiknya, Suharto asal Kab. Sukoharjo, Arif Nursito asal Kab. Wonogiri, Oke Andrianto asal Kota Surakarta, Muhammad Rosyid Ridho, SE asal Kab. Karanganyar dan Prakoso Tri Bowo asal Kota Surakarta.


Pendaratan atlet Gantole Jateng di Temindung

Adapun pelatihnya Suparti dari Boyolali dan Roly Daya Rahmanto dari Surakarta, dengan asisten pelatih Hendra Mahendra dari Surakarta. Manager Tim Hindun S dan mekanis Sepsi Fajar, keduanya dari Surakarta.
Pada Senin lalu, Suharto yang tampil di Kelas A/High Performance mata lomba durasi sorti 1,2,3 Suharto mendapatkan point 1576.10, sedangkan Rosyid 2156.49. Pada durasi 2, Rosid mencatat waktu terlama 0:16:12. Sementara untuk Kelas B mata lomba Durasi/Lama Terbang Sorti 1,2,3. atlet Jawa Tengah atas nama Oke Andrianto mendapatkan point 832.39, Arif Nursusilo 741.92. Rabu (16/7) kelas yang dipertandingkan pada gantolle salah satunya kelas speed gliding. Kelas dimana atlet Jawa Tengah berharap memperoleh emas dari Muhammad Rosyid Ridho. Atlet asal Kab. Karanganyar tersebut diharapkan mampu menyumbang medali emas, mengingat hari-hari sebelumnya atlet ini senantiasa meraih nilai tertinggi, semoga Rabu (16/7) atlet dengan nomor pesawat 13 tersebut mampu memperoleh nilai tertinggi pula, sehingga akumulasinya emas.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Sepak Takraw Jateng gilas Kaltim

Pil pahit kembali harus ditelan tim sepak takraw putra Kalimantan Timur. Tim ini ditaklukkan Tim Jawa Tengah 2-0 pada babak delapan besar Cabor Sepak Takraw putra nomer inter regu, di GOR Town Centre PT. Badak, Selasa kemarin (15/7). Set pertama tim tuan rumah tidak mampu membendung smash-smash keras yang dilancarkan Jawa Tengah, skor diakhiri 21:19. Set kedua permainan Kalimantan Timur semakin terpuruk, bahkan apit kanan tuan rumah harus diganti, karena mengalami cedera. Set kedua pun dimiliki Jawa Tengah 21:10. Sementara pertandingan 8 besar lainnya, Tim Jawa Timur berhasil menghentikan langkah Sumatera Barat dengan kedudukan 2-0. Tim Jawa Timur yang tampil penuh semangat tidak memberi kesempatan Sumatera Barat untuk mecuri poin. Kemenangan ini sekaligus mengantarkan Jawa Timur ke semifinal. Pada semifinal sebelumnya tim putra Jawa Tengah berhasil mengumpulkan skor 600 dalam 30 menit. Sementara DKI Jakarta berhasil mengumpulkan skor 500. Jawa Tengah menempati lapangan II menurunkan pemainnya Suko Hartono (2), Wisnu Dwi Suhartono (1), Yudi Purnomo (3), Miftakhul Arief (5). DKI Jakarta dibawah asuhan Sutarman, menurunkan pemain, Suwarno (1), Stevanus Sampe (6), Abdul Ghani SPd (4), Haris Mu-nandar (3) dan May Saputra (5). Dalam waktu bersamaan 30 menit, kedua tim harus mampu meraih poin sebanyak-banyaknya. Ketegangan semakin meningkat di kedua tim. Menit ke 20 Jawa Tengah unggul 520 dan DKI Jakarta 460. “Nomor ini menjadi andalan, kami cukup bersyukur dengan bertambahnya medali emas ini”, ungkap Bambang Edi, pelatih tim sepak takraw putra. Lewat dukungan 3 atlet nasionalnya Jawa Tengah berhasil membawa pulang medali emas nomor Hoop putra setelah memangkas harapan DKI Jakarta dengan skor 600-500. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Waktu luang untuk beli oleh-oleh

Perhelatan super akbar olahraga PON XVII Tahun 2008, Kamis sore besok (17/7) berakhir. Sampai hari ini sudah banyak cabang olahraga yang mengakhiri tandingnya, misalnya, judo, berkuda, bowling, tinju, taekwondo dan cabang-cabang lainnya. Meski sudah tidak tanding, sebagian besar atlet tetap tinggal di Samarinda untuk menikmati Bumi Etam dan tidak langsung pulang ke daerahnya. Mumpung masih ada waktu, digunakan untuk refreshing. Bagi atlet refreshing bukan sekedar membuang kejenuhan, tetapi sekaligus merangsang kembali fisik yang telah terkuras selama berlomba. Selain berputar-putar di kota Samarinda dan sekitarnya.


Oleh-oleh untuk keluarga, saudara dan teman

Para atlet yang telah rehat panjang menggunakan waktunya untuk melancong ke tempat-tempat rekreasi, termasuk ke stand Samarinda Expo di GOR Se
mpaja Samarinda. Kebanyakan diantara atlet itu memborong cindera mata yang berciri khas Bumi Etam sebagai kenang-kenangan. Bambang, Asisten pelatih atlet renang Jawa Tengah mengatakan, memborong cindera mata untuk keluarga dan rekan-rekan sekantor. Sebagian barang yang dibelinya titipan dari kawan. Barang-barang yang dibelipun yang memiliki ciri Bumi Etam, atau barang lain yang tidak terdapat di Pulau Jawa, khusus di Jawa Tengah. Batik, misalnya, di Jawa Tengah memang gudangnya batik, tetapi batik Kalimantan Timur, memiliki ciri corak dan warna tersendiri. Madu, pun demikian, di Jawa Tengah cukup melimpah madu, tetapi madu di Samarinda ciri khasnya, memiliki rasa manis yang tidak hilang dari tenggorokan selama berhari-hari. Barang yang lucu, boneka maskot PON, walaupun harganya mahal, larisnya bukan main. Padahal menurut penjualnya boneka itu didatangkan dari Bandung Jawa Barat. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Atlet Porcanas 2008 mulai berlatih

Usaha meraih target besar, bagi Kalimantan Timur ternyata bukan hanya untuk PON XVII 2008. Provinsi yang dikenal luas sebagai Benua Borneo itu juga berjuang merebut kemenangan tertinggi Pekan Olahraga Penyandang Cacat Nasional (Porcanas) 2008 yang juga akan berlangsung di Samarinda. Usaha itu diperkuat latihan bagi sekitar 300 penyandang cacat ditengah hiruk pikuk orang menyambut sukses PON XVII 2008 di Stadion Sempaja Samarinda. Semula olahraga penyandang cacat itu dikira bagian dari PON, ternyata hanya sebuah latihan untuk menyongsong Porcanas 2008.*

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Mondok di luar harga 500 ribu/hari

Tempat tinggal yang baik dan memadai bagi seorang atlet merupakan salah satu sarana pokok yang harus dipenuhi guna memberikan jaminan kondisi pisik dan kejiwaan yang prima. Namun kenyataan yang ada di lapangan kadang faktanya berbeda dari yang diharapkan. Salah satunya terlihat di tempat tinggal atlet atletik di Bumi Prestasi Kencana. Seperti dikemukakan Hery Sutiyono, pelatih atletik asal Kab. Blora, untuk mendapatkan tempat tinggal bagi atlet asuhannya, butuh kesabaran ekstra.


Inilah markas cabor Atletik Jateng....500 ribu/hari

Meski sudah booking dan LO sudah datang sejak 2 Juli 2008 bahkan sudah membawa kunci rumah, karena kontingennya baru datang 5 Juli 2008, rumahpun sudah direbut dan ditempati kontingen lain yang datang lebih dulu.
Ketika minta kemudahan untuk mendapatkan rumah yang sederet dengan maksud untuk memudahkan koordinasi, itupun sulitnya bukan main. Akhirnya mendapat 9 rumah untuk 48 orang. Setiap rumah rata-rata menampung 6-8 orang. Saat atlet bersama kontingennya datang, rumah belum siap, lampu belum menyala, jalan penghubung depan rumah masih becek dan bahkan pintu belakang belum terpasang. Perlahan-lahan, kelengkapan rumah dilengkapi, dipasang lampu meski kadang voltage turun hingga nyaris seperti 5 watt, suasana pun temaram remang-remang. Air mulai mengalir walau kadang macet tidak keluar. Kasur, kursi dan perabotan lain juga ditempatkan pada posisinya. Atlet Trianingsih cs memilih tinggal diluar pondokan yang disiapkan dengan menyewa rumah di Grand Taman Sari seharga Rp 500 ribu perhari. Di rumah sewa itu tersedia fasilitas TV dan perabotan lengkap. Di Perumahan Bumi Prestasi Kencana tempat atlet dipondokkan, tidak ada sarana hiburan. Sekedar TV umum pun tidak ada. Koran juga sebatas media khusus PON XVII 2008. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Kempo pulang bawa Emas, Perak & Perunggu

Perhelatan super akbar PON XVII 2008 Kalimantan Timur tinggal sehari besok. Banyak cabang pertandingan telah usai. Cabang Kempo yang digelar di SMU 10 Samarinda usai Senin (14/7) lalu. Jawa Tengah memperoleh 1 medali emas, 3 perak dan 1 perunggu. Di bawah pelatih Zulkifli Nasution selama 3 bulan di Salatiga, atlet Kempo Jawa Tengah digembleng khusus untuk menghadapi PON. Latihan intensif tersebut selain melatih mental juga menempa kemampuan atlet menggunakan jurus-jurus Kempo. Sebelum berangkat ke laga PON dilakukan try out di Jogjakarta. Latihan rutin juga dilaksanakan secara bergantian di beberapa daerah Jawa Tengah. Selama PON XVII 2008 atlet tuan rumah Kalimantan Timur banyak mendominasi kemenangan. Tuan rumah banyak menarik atlet-atlet dari luar daerah. Motivasi yang dibawa atlet juga berbeda, mengingat bonus yang diberikan setiap daerah tidak sama ada kesan “gedhe-gedhean”. Atlet Jawa Tengah hampir 75% merupakan wajah-wajah lama, tetapi pengalaman bertanding saja belum cukup untuk menaklukkan lawan. Kemampuan, insting, dan motivasi sangat berpengaruh dalam memenangkan pertandingan.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Jateng - Jatim angkut Emas

Kontingen Jawa Tengah kembali menambah perolehan pundi medali emas melalui cabor Selam Laut di nomor Star Course Putri, yang dihasilkan Dita Widyawati melalui lomba di Dermaga Tanjung Batu Berau, kemarin. Dita Widyawati berhasil menyelesaikan pertandingan sekaligus memposisikan diri sebagai jawara dengan catatan waktu 01"27"54, mengungguli lawan-lawannya atlet asal DKI Jakarta, Tri Yuniarti yang hanya mampu menoreh waktu 01"28"47 dan hanya berhasil berada di posisi ke dua. Sedang Widyasari Pramukti, atlet selam asal Jawa Timur harus puas dengan posisi di peringkat 3, dengan catatan waktu 01"34"90. Pertandingan yang berlangsung sengit tersebut diikuti 10 provinsi. Faktor alam sangat mendukung prestasi atlet yang sedang bertanding, begitupula dengan kejernihan dan arus air. Sementara lomba Star Course Putra, peselam Jawa Timur, Iswandi kembali menyumbangkan emas bagi provinsinya dengan menorehkan catatan waktu 01"11"45 dengan nilai 2.700. Posisi kedua ditempati Lasno atlet DKI Jakarta dengan catatan waktu 01"29"64, nilai 700, lebih baik dari pesaingnya Rivaldo Rianto yang hanya bisa menorehkan waktu 01"11"38 de-ngan nilai 75. Perolehan emas oleh Iswandi menambah emas yang diperoleh Jawa Timur di selam laut yang kini berjumlah 12 buah. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Selasa, Juli 15, 2008

Gantolle berpindah tempat

Laga prestasi olahraga PON XVII Tahun 2008 Kalimantan Timur tinggal 3 hari, namun semaraknya masih bergema. Sejumlah cabang telah usai tetapi aerosport masih terus lanjut hingga 17 Juli mendatang. Pertandingan gantole selalu berpindah tempat, tergantung cuaca. Sejak kemarin pertandingan gantolle dialihkan dilapangan terbang Temindung Samarinda hingga pukul 15.00 WITA pertandingan dihentikan, karena area penerbangan hujan lebat. Dengan terpaksa 2 peserta terakhir yang belum tampil ditunda terbang.


Atlet Gantolle Jateng sebelum melakukan atraksinya

Pertandingan Gantolle diikuti 16 provinsi. Salah satu atlet urung terbang, ketika gantolle yang dikendalikan miring dan menerobos kerumunan penonton, meski sebelumnya penonton sudah diperingatkan untuk jauh dari area pertandingan. Gantolle itu menyeruduk gerobak bakso hingga jatuh berceceran, namun tidak ada korban. Menurut Rahmat, seorang pengarah penyelenggaraan lomba, seperti yang terjadi merupakan sesuatu yang biasa terjadi. Sambil berlindung dibalik handuk dari sengat mentari, Rahmat menuturkan, perlombaan gantolle ini masih berjalan biasa, rencana perlombaan akan dialihkan kembali ke Tenggarong, melihat perkembangan situasi dan cuaca. Mengenai kompetisi, menurut Rahmat, biasanya tim Jawa Timur, DKI Jakarta, dan tuan rumah Kalimantan Timur lebih dominan menguasai medan. Ketiga nomor yang dipertandingkan, speed gliding, screamer cathcing dan duration diikuti peserta yang semua putra. Sedang duration dibagi menjadi 2 kategori, intermediate dan high performance.Duration hari itu, score dihitung berdasar lamanya terbang diangkasa. Screamer cathcing berdasar lima pita yang disebar peserta di udara dan kemudian diambil lagi.


Satu...dua...tiga...beraksilah atlet Gantolle Jawa Tengah meraih medali

Hasil pertandingan atlet Jawa Tengah yang diperkuat Oke Ardianto dan Arif Nursilo berada pada peringkat sepuluh besar dibabak pendahuluan, dengan waktu terbang 06.47 dan 06. 50 menit. Sedang Soeharto dan Muhammad Rosyid Ridho bertanding di nomor speed gliding. Suharto bertengger diperingkat ketiga dengan waktu 09.57 pada nomor durasi high perfor-mance sorti 1.
Atlet Jawa Tengah M. Rosyid Ridho mengemukakan, peluang Jawa Tengah masih terbuka, walaupun perkembangannya selalu berubah. Dari 4 peserta yang dikirim, Jawa Tengah siap bersaing dengan atlet kontingen lain.***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**