Minggu, Juli 13, 2008

Target Cabor Senam masuk Final

Cabor senam, Jawa Tengah mengirim 9 atlet. Salah satunya Intan Oktaviani. Dara asli Semarang, 27 Oktober 1994 ini memilih olahraga senam sebagai kegiatan positifnya.


Gaya pesenam muda Jateng

Siswa SMP Ragunan Jakarta ini mempersiapkan diri menghadapi PON XVII 2008 dengan latihan rutin di gedung
Universitas Semarang (UNNES). Sebagai orang Jawa Tengah, dara cantik ini berharap pemerintah memikirkan adanya gedung senam bagi masyarakat untuk sarana pembinaan. Tentang peroleh medali PON XVII, remaja kelas III SMP ini tersenyum. “Tidak mematok target, yang penting bisa tampil maksimal”, tuturnya sambil berlalu. Ungkapan senada, Elly Kusumawati, pelatih senam asal Semarang mengatakan, tim senam Jawa Tengah tergolong yunior. PON XVII yang pertama diikuti, sehingga harus realistis karena tim daerah lain didominasi atlet lama dan berpengalaman.


Intan Oktaviani, bibit baru senam Jateng

Tim pesenam Jawa Tengah rata-rata berusia muda, antara 13-14 tahun. Ini strategi untuk mencari bibit-bibit baru, karena usia pesenam dibatasi antara 12-25 tahun. Para pelatih berharap pada PON berikutnya, atlet kita sudah matang dan banyak pengalaman, sehingga berpeluang mendapatkan medali banyak. Saat ini targetnya hanya bisa masuk 8 besar, khususnya untuk senam ritmik pita, ritmik dan tali. Untuk spot aerobik, diupayakan bisa meraih perak, syukur emas.
Negaga, pembina senam mengungkapkan, seluruh daerah pasti punya target yang terbaik. Senam ritmik kayak loncat indah, penilaiannya sangat subyektif meski ada aturan baku. Juri sebanyak 12 orang, matanya berbeda-beda dan variatif. Diharapkan seluruh atlet bisa memberikan yang terbaik bagi daerahnya. Pelatih hanya bisa mengantarkan sampai saat sebelum pertandingan, sedang saat bertanding semua berada dipundak atlet sendiri. Nagaga, perempuan paruh baya yang masih tampak gesit dan lincah itu mengisyaratkan, pemerintah harus mulai melakukan banyak pembinaan. Di negara-negara ASEAN, kejuaran senam setiap tahun minimal 6 kali. Pertandingan sangat bermanfaat bagi atlet untuk menambah jam terbang serta ajang pembinaan, sehingga termotivasi menjadi yang terbaik. Di sinilah pemerintah seharusnya merasa tertantang untuk melakukan pembinaan dan mengadakan gedung senam disetiap kabupaten/kota sehingga bermunculan bibit-bibit baru. Demikian pula orang tua harus mendukung dan bekerja sama, seperti membuatkan baju, dan dukungan lain, karena baju pesenam harganya mahal, mencapai Rp 6 juta dan harus diimport dari luar negeri. Meski demikian bukan berarti boleh ikut campur urusan teknik. Semoga senam makin baik. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Tidak ada komentar: