Minggu, Juli 13, 2008

Menang tapi kecewa

Disela-sela kemenangan yang diraih beberapa atlit Jawa Tengah, terdapat keluh kesah para olahragawan yang mendukung daerahnya. Seperti komentar Sulastri atas medali perak yang telah diraihnya. Di nomor tolak peluru, cewek asli Cepu ini mengemukakan, hasil yang didapat pada ajang PON XVII Tahun 2008 belum sesuai dengan harapannya. Sewaktu kualifikasi PON yang lalu, hanya Sulastri satu-satunya yang lolos dibanding atlit-atlit lain se Indonesia, yaitu sejauh 12,20 meter. Memang persyaratan masuk kualifikasi PON di cabang atletik nomor tolak peluru harus mampu melempar sejauh minimal 12 meter. Hal tersebut yang menjadikan sistem ranking digunakan untuk menseleksi para peserta masuk PON. Lemparannya sejauh 12,47 meter menghasilkan medali perak.


Sulastri - menang tapi kecewa....

Padahal impiannya emas untuk wanita yang telah mengikuti PON sebanyak 3 kali dan selalu membela Jawa Tengah ini sehingga menjadikan dirinya merasa kecewa. Impiannya meraih emas belum tercapai, padahal kompetisi yang ada di PON XVII ini hanya mempertemukan atlit-atlit kawakan di nomor tolak peluru, semuanya sudah kenal, ungkapnya.
Persiapan selanjutnya adalah menuju Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Tengah Juli 2009. Keinginan untuk tetap berprestasi masih ada, namun demikian dirasakan pemerintah kurang perhatian terhadap nasib para atlit yang telah membela daerahnya. Sulastri juga mengeluhkan beberapa kali Pemerintah Daerah Kabupaten Blora menjanjikan pekerjaan untuk dirinya, tetapi semua hanya janji. Kalau orang luar saja bisa menjadi PNS, atau tenaga honorer, mengapa para atlit yang berjuang mati-matian untuk daerahnya tidak mendapatkan kemudahan. Beberapa tes/ujian telah dilalui. Ujian di Sekretariat Daerah maupun saringan CPNS tetap tidak menghasilkan imbalan yang dijanjikan. Olahraga memang dunianya, tetapi pekerjaan juga merupakan suatu kebutuhan yang mendukung untuk hidup. Sebenarnya setelah PON XVI Tahun 2004 di Palembang Sumatera Selatan, Sulastri telah istirahat dari atletik. Karena ada panggilan dari Pelatda, dia kembali bertolak untuk membela Jawa Tengah. Tetapi jika setelah PON XVII ini tidak ada respon dari pemerintah daerah, maka Sulastri bertekad untuk tetap berhenti membela Jawa Tengah dan akan pindah ke daerah lain. Olahraga tetap jalan, tetapi uang sebagai penghidupan juga dibutuhkan. Baginya faktor finansial sangat dominan dalam hidup, sehingga menjadi sebuah pertimbangan yang utama. Ditanya bagaimana perasaannya jika membela daerah lain, daerah yang bukan asalnya, Sulastri menjawab hal tersebut merupakan hal yang biasa terjadi. Jika prospeknya bagus dan ada perhatian dari pemerintah setempat, kenapa tidak !!!. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Yang sabar yaa...mbak...masih ada waktu lain menuju sukses!!