Senin, Juli 14, 2008

Perhatian regenerasi Pelari Jawa Tengah

Pada cabang atletik lari estafet 4 x 100 meter Jawa Tengah berhasil meraih medali perak. Nomor beregu ini digawangi pelari-pelari muda Jawa Tengah yaitu Anton Dwi Cahyo (Kudus), Levanda (Purwokerto), Sutono (Purbalingga) dan Suryo Agung Wibowo (Solo).


Loyalitas Suryo Agung terhadap Jawa Tengah

Pelatih dan Manager Tim lari sprint Jawa Tengah, Jojon Siswanto mengungkapkan bahwa peluang
Jawa Tengah untuk meraih medali dalam nomor atletik masih terbuka lebar. Dari lima medali emas yang ditargetkan, Jawa Tengah sudah meraih 4 medali. Pelari Jawa Tengah Suryo Agung juga telah masuk pada pelatnas untuk menghadapi Olimpiade Beijing yang akan berlaga pada nomor sprint 100 meter putra yang diprediksi melengkapi target emas atletik Jawa Tengah yang telah dicapai sebanyak 4 emas yang diwujudkan oleh Trianingsih pada nomor lari 5.000 dan 10.000 meter, Dwi Ratnawati di nomor lempar cakram putri, dan satu medali emas dari nomor lari 200 meter.


Atlet-atlet muda berbakat menjadi tumpuan Jateng

Atlit-atlit Jawa Tengah merupakan atlit-atlit muda yang berbakat. Dengan persiapan hanya sekitar 2 minggu berkumpul dan berlatih bersama, Jawa Tengah bisa menghasilkan perak. Padahal tim dari daerah lain sudah lama dan berbulan-bulan dulu dikumpulkan dan melakukan pelatihan bersama, seperti Jawa Timur, tuan rumah Kalimantan Timur maupun Papua. Kesiapan Jawa Tengah terbatas karena beberapa atlit baru kembali ke pelatda. Suryo Agung yang mengikuti pelatihan menghadapi kejuaraan Olimpiade, serta 2 orang lainnya bersiap menghadapi kejuaraan Asia.
Untuk menghadapi PON Riau yang akan datang, pelari junior Jawa Tengah akan siap tampil lebih bagus. Target 5 emas telah tercapai 4 dari cabang olahraga lari 500 meter dan 1.000 meter oleh Trianingsih, lempar cakram putri oleh Dwi Ratnawati, dan nomor lari 200 meter putra. Pembinaan pada cabang olahraga atletik sangat diperhatikan, beberapa kejuaraan daerah yang diselenggarakan rutin tahunan, seperti Sprint Contest dari UNNES, POPDA SD, SMP maupun SMA. merupakan sebuah even yang cukup menjanjikan. Tetapi yang sebenarnya patut diperhatikan adalah masa-masa peralihan antara SMA ke mahasiswa. Pada masa itulah peak peformance atlit akan muncul. Sewaktu SMP-SMA terdapat PPLP, namun setelah itu setiap individu berhak menentukan sendiri pilihannya, apakah mengikuti PPLN atau justru tidak sekolah. Permasalahan tersebut akan berpengaruh pada regenerasi pelari-pelari yang ada di Jawa Tengah. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Prov. Jateng**

Tidak ada komentar: