Sabtu, Juli 12, 2008

Arogansi Tuan Rumah PON XVII

Jawa Tengah menjadi sasaran arogansi tuan rumah Kalimantan Timur. Kali ini, yang menjadi korban cabang olah-raga (cabor) dansa. Hal itu terlihat dari suatu realitas, dalam temu tehnik cabor dansa di Hotel Victoria Samarinda, Minggu kemarin, terjadi perdebatan alot antara panitia penyelenggara (panpel) dengan tim hukum dan arbitrase kontingen Jawa Tengah. Dalam temu tehnik ini bahkan nyaris ricuh. Kericuhan bermula ketika panpel mengesahkan pasangan Wawan-Aprilia untuk turun di nomor latin cabor dansa yang akan dilaksanakan hari ini di venue Hotel Bumi Senyiur, Samarinda. Padahal, pasangan dansa peringkat satu nasional ini oleh Komisi Keabsahan Atlet PB PON yang dibentuk KONI Pusat dinyatakan ilegal dan tidak boleh bertanding di PON ke-17 Kaltim. Putusan panpel spontan diprotes oleh tim hukum dan arbitrase Jateng yakni Beny Riyanto dan Nurul Ahmad. Namun protes dua doktor ilmu hukum ini sama sekali tak digubris oleh pimpinan pelaksana. Karena protes tak ditanggapi, Beny dan Nurul memilih walk out dari ruang temu tehnik dan memanggil langsung Ketua Komisi Keabsahan Atlet PB PON, Umbu S Samapaty. Namun kedatangan Umbu juga tidak dipedulikan. Ketua panpel yang memimpin temu tehnik memilih keluar dari ruang temu tehnik sambil membentak Beny Riyanto yang terus melakukan protes. “Rapat sudah selesai titik”, tegas Ketua Panpel tersebut sambil ngeloyor pergi. ***

**Bagian Publikasi - Biro Humas Setda Jateng**

Tidak ada komentar: